Kamis, 20 November 2025

Murianews, KudusPj Bupati Kudus HM Hasan Chabibie segera mendalami dugaan tidak profesionalnya dewan juri di ajang  Festival Lomba Seni Siswa Nasional atau FLS2N tingkat SD di cabang tari kreasi, Selasa (8/5/2024) kemarin.

Meski belum menerima informasi secara rinci, Hasan menekankan dewan juri seharusnya bisa bersikap fair dan tidak memihak kepada salah satu pihak.

”Yang perlu digarisbawahi adalah dewan juri tidak boleh memihak ya dan harus fair play, itu kan sudah menjadi sebuah kode etik dari seorang juri,” katanya Rabu (8/5/2024)

Hasan mengatakan dirinya memang baru menerima informasi awal terkait hal ini. Namun pihaknya akan sesegera mungkin mendalami adanya indikasi penjurian yang tidak profesional.

”Kami sudah menerima informasinya, namun akan kami cek di internal Disdikpora dulu seperti apa,” katanya.

Dia pun akan segera mendalami hal ini sehingga permasalahan seperti ini tidak berulang.

”Saya coba dalami dulu permasalahan ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional atau FLS2N tingkat SD di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai aksi protes, Selasa (7/5/2024). Itu terjadi lantaran dewan juri dinilai tidak profesional saat melakukan penjurian.

Akibatnya, lomba yang digelar di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) itu sempat memanas. Banyak wali murid sempat melayangkan protes karena menilai ada beberapa komponen penilaian yang dilewatkan dewan juri saat penentuan gelar juara di cabang tari kreasi siang tadi.

Dalam FLS2N 2024 kali ini, total ada lima cabang yang dilombakan. Yakni tari kreasi, menyanyi tunggal, seni kriya, pantonim dan gambar bercerita.

Pantauan Murianews.com di lokasi Selasa (7/5/2024), beberapa wali murid dan guru mencoba meminta klarifikasi terkait hasil penjurian untuk cabang tari kreasi pada dewan juri karena hasilnya dianggap janggal. Namun mereka menolak karena alasan itu adalah rahasia dan hak dari dewan juri.

Ketidakpuasan para wali murid tersebut dipicu karena adanya beberapa poin yang diduga dilanggar oleh juara pertama di cabang tersebut. Yakni poin pembaharuan pada materi tari yang ditampilkan.

”Kami ingin penjelasan dewan juri. Tapi mereka tak mau. Padahal ada poin yang dilanggar,” kata sumber Murianews.com yang berasal dari orang tua siswa.

Selain itu, tari kreasi yang berhasil menjuarai juga dipentaskan oleh kelompok tari lainnya. Sehingga dinilai merupakan tari yang umum.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler