Salah satunya adalah tradisi Dandangan yang dikemas sangat apik sebagai upaya melestarikan budaya peninggalan Sunan Kudus tersebut.
Pada saat itu, Hasan menyebut ingin menggarap dengan serius tradisi tersebut. b, ingin mengembangkan Dandangan ke skala yang lebih luas lagi. Sehingga warisan budaya ini tidak hanya dikenal kalangan regional saja. Melainkan hingga kancah nasional bahkan internasional.
”Kami ingin peninggalan kebudayaan yang berharga dari Kanjeng Sunan Kudus ini bisa lebih dikenal masyarakat luas, tak hanya di kancah nasional saja, namun hingga taraf internasional,” ujar Hasan.
Hasan mengungkapkan, Tradisi Dandangan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Sehingga perlu adanya publikasi yang lebih massif untuk memberitahukan agenda ini ke khalayak yang lebih luas.
Hasan sendiri berkomitmen untuk menaikkan kelas Tradisi Dandangan ke taraf nasional pada tahun ini.
”Karena kami ingin ini bisa dikenal di skala nasional, makanya kami juga menghadirkan budayawan ataupun pengisi acara dengan skala nasional juga,” tuturnya.
Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Deny Nur Hakim pun mengungkapkan jika Pj Bupati HM Hasan Chabibie memiliki relasi yang baik dengan pihak Yayasan. Beberapa kali Hasan juga berkunjung ke Makam Sunan Kudus untuk berziarah.
”Beliau sepengetahuan kami adalah orang yang baik di masyarakat dan cukup dekat dengan para tokoh agama,” katanya.
Sepengetahuannya, memang baru Hasan yang kerap berziarah ke Makam Sunan Kudus. Beberapa Bupati Kudus sebelumnya memang pernah berziarah, namun intensitasnya tidak sebanyak Hasan.
”Beliau berkomunikasi dengan kami juga cukup baik,” tuturnya.
Selain berziarah, Hasan juga gemar sekali dengan acara-acara selawatan. Banyak acara selawatan dihadirs oleh Pemkab Kudus di bawah kepemimpinannya.
Hasan mengaku sangat senang karena saat ini semangat masyarakat untuk menghadiri kegiatan sholawatan semakin tinggi, terutama di kalangan muda.
Murianews, Kudus – Nama lengkapnya adalah Muhamad Hasan Chabibie. Bagi sebagian besar warga Kudus, tentu nama ini sudah tak asing lagi.
Di kalangan masyarakat awam, Hasan dikenal sebagai sosok Pj Bupati yang kerap menghadirkan acara-acara kegemaran rakyat. Dari hiburan konser hingga selawatan, semua pernah diadakan sejak Hasan menjadi seorang Pj Bupati Kudus dari awal tahun ini.
Hal inilah yang kemudian secara tidak langsung mengenalkan Hasan ke masyarakat. Dirinya, bisa dibilang menjadi salah satu faktor penarik ‘pelepas dahaga’ masyarakat akan hiburan gratis yang merakyat.
Yang ikonik sebut saja hadirnya Habib Husein Jafar di acara Recharge sebagai pembuka gelaran tradisi Dandangan Kudus hingga konser Wali Band baru-baru ini yang dihelat sebagai puncak perayaan HUT Kudus ke-475.
Namun terlepas dari itu, sang Pj Bupati Kudus tersebut ternyata sangatlah agamis. Hasan memang lulusan dari Pondok Pesantren dan kerap dipanggil ‘Gus’ oleh kalangan pondok.
Di dunia santri, Hasan Chabibie juga berkhidmah sebagai Ketua Umum Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (MATAN). Ia juga dipercaya sebagai Wakil Ketua LP Maarif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pemikirannya yang visioner pun akhirnya membuatnya diganjar Penghargaan Santri of the Year 2024 yang diberikan oleh Islam Nusantara Center (INC) bekerjasama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Majelis Pecinta Sholawat Nusantara (Majelis Pesona).
Penghargaan itu merupakan award prestisius terhadap sosok santri yang menjadi pemimpin publik dan inspiratif diberbagai bidang, yang diselenggarakan setiap tahunnya.
Meski begitu, Hasan juga masih mengedepankan nilai-nilai luhur islam. Seperti gemar berziarah ke makam para wali hingga rutin selawatan.
Di era Modern ini, Hasan bisa dibilang menjadi satu-satunya pemimpin Kudus yang akrab dengan kawasan Makam Sunan Kudus. Ia berulang kali berziarah secara langsung ke makam salah satu wali Allah tersebut.
Baik dengan koleganya atau hanya sendiri saja. Bahkan ketika kali pertama berada di Kudus, Makam Sunan Kuduslah yang ia datangi. Kala itu, Ia datang bersama dengan Habib Jindan.
Habib Jindan mengajak Hasan masuk ke cungkup makam Sunan Kudus. Kesempatan yang jarang didapati siapa pun.
Kegemarannya berziarah in pun juga coba ditularkan kepada para pejabat di lingkungan Pemkab Kudus. Satu hal yang ikonik adalah ketika Hasan mengajak 20-an pejabat Pemkab Kudus untuk berziarah ke Makam Sunan Kudus.
Sebelum kemudian mereka diambil pakta integritasnya di bawah kaki Menara Kudus, tepatnya di bawah gerbang Kalacakra. Gerbang yang terkenal dengan rajah pensucian para pejabat ‘nakal’.
Pada saat itu juga, Hasan kembali masuk ke dalam cungkup makam Sunan Kudus yang diselimuti luwur putih tersebut.
Kegemaran untuk berziarah ke Makam-Makam Sunan inilah yang kemudian juga menggerakkan Hasan untuk ikut memperdulikan warisan-warisan budaya yang berkaitan dengan para Sunan.
Salah satunya adalah tradisi Dandangan yang dikemas sangat apik sebagai upaya melestarikan budaya peninggalan Sunan Kudus tersebut.
Pada saat itu, Hasan menyebut ingin menggarap dengan serius tradisi tersebut. b, ingin mengembangkan Dandangan ke skala yang lebih luas lagi. Sehingga warisan budaya ini tidak hanya dikenal kalangan regional saja. Melainkan hingga kancah nasional bahkan internasional.
”Kami ingin peninggalan kebudayaan yang berharga dari Kanjeng Sunan Kudus ini bisa lebih dikenal masyarakat luas, tak hanya di kancah nasional saja, namun hingga taraf internasional,” ujar Hasan.
Hasan mengungkapkan, Tradisi Dandangan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Sehingga perlu adanya publikasi yang lebih massif untuk memberitahukan agenda ini ke khalayak yang lebih luas.
Hasan sendiri berkomitmen untuk menaikkan kelas Tradisi Dandangan ke taraf nasional pada tahun ini.
”Karena kami ingin ini bisa dikenal di skala nasional, makanya kami juga menghadirkan budayawan ataupun pengisi acara dengan skala nasional juga,” tuturnya.
Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Deny Nur Hakim pun mengungkapkan jika Pj Bupati HM Hasan Chabibie memiliki relasi yang baik dengan pihak Yayasan. Beberapa kali Hasan juga berkunjung ke Makam Sunan Kudus untuk berziarah.
”Beliau sepengetahuan kami adalah orang yang baik di masyarakat dan cukup dekat dengan para tokoh agama,” katanya.
Sepengetahuannya, memang baru Hasan yang kerap berziarah ke Makam Sunan Kudus. Beberapa Bupati Kudus sebelumnya memang pernah berziarah, namun intensitasnya tidak sebanyak Hasan.
”Beliau berkomunikasi dengan kami juga cukup baik,” tuturnya.
Selain berziarah, Hasan juga gemar sekali dengan acara-acara selawatan. Banyak acara selawatan dihadirs oleh Pemkab Kudus di bawah kepemimpinannya.
Hasan mengaku sangat senang karena saat ini semangat masyarakat untuk menghadiri kegiatan sholawatan semakin tinggi, terutama di kalangan muda.
Apalagi menjelang Pilkada Kudus 2024 ini, perlu adanya kegiatan yang dapat mendinginkan hati dan pikiran masyarakat Kudus agar bisa tetap saling menghormati pilihan masing-masing.
Dirinya pun mengucapkan terima kasih kepada para habaib, alim ulama, serta masyarakat yg selama ini telah turut berperan aktif mendukung pelaksanaan pembangunan kudus yang religius hingga terciptanya suasana yang kondusif.
Hasan berharap, kebersamaan yang telah terjalin dengan baik ini dapat terus dipertahankan dan tingkatkan lagi ke depannya, sehingga Kudus menjadi daerah yang makmur dan sejahtera dalam ridho Allah SWT.