Senin, 28 April 2025

Murianews, Yogyakarta – Daerah Istimewa Yogyakarta diminta bisa menjadi contoh penerapan pariwisata aman. Seluruh pelaku sektor pariwisata di provinsi ini diharapkan bisa berkolaborasi untuk mewujudkannya.

Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan, keinginan itu diyakini bisa dilakukan. Karena itu seluruh stake holder pariwisata diharapkan bisa memunculkan tekad yang sama soal ini.

"Kami optimistis karena teman-teman pemangku kepentingan sektor pariwisata di DIY kurang lebih hampir 90 persen telah menyadari aspek keamanan wisata," kata Ketua GIPI DIY Bobby Ardiyanto, Kamis (30/5/2024) dilansir dari Antara.

GIPI DIY akan menjadikan Implementasi pariwisata aman dan bertanggung jawab sebagai bagian dari program prioritas. Rencana ini telah disosialisasikan kepada seluruh anggota. Mulai dari unsur pengelola destinasi, biro perjalanan wisata, hingga perhotelan di Yogyakarta.

"Destinasi wisata yang bertanggung jawab harus terimplementasi di DIY dan sisi keamanan menjadi nomor satu," katanya.

Untuk mencegah kecelakaan perjalanan wisata, Bobby secara khusus telah meminta pelaku industri terkait untuk memperhatikan keamanan layanan. Termasuk mewajibkan fasilitas asuransi bagi para pengguna jasa.

Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY juga telah diminta untuk memastikan kelaikan jalan setiap armada yang disediakan untuk mendukung aktivitas pariwisata. Dalam hal ini termasuk kegiatan "study tour".

"Keselamatan menjadi prioritas sehingga ini yang harus mampu diterjemahkan teman-teman di organda di internalnya agar benar-benar hati-hati dalam sisi kelaikan jalan armadanya," ujar Bobby.

Mengenai kesiapan pelaku industri pariwisata di DIY dalam menjamin pelayanan yang aman dan bertanggung jawab perlu disampaikan lebih luas. Sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai standar yang pasti dalam industri pariwisata.

Dengan begitu, pihaknya berharap kasus kecelakaan bus rombongan pelajar asal Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat, beberapa waktu tidak terulang. Selanjutnya juga tidak perlu ada respon dengan pelarangan kegiatan "study tour".

"Harapannya pariwisata tidak menjadi korban seperti halnya kasus 'study tour' itu yang kemudian ditutup 'study tour'-nya, itu kan bukan menyelesaikan masalah," tegasn Bobby.

 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler