Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – PT Pertamina (Persero), perusahaan energi milik negara, telah mengumumkan rencananya untuk menghentikan penjualan bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan terendah, yaitu Pertalite RON 90, pada tahun depan.

Pertamina berencana meningkatkan angka oktan dari Pertalite saat ini menjadi RON 92 melalui pencampuran dengan etanol 7 persen (E7) mulai tahun depan. Campuran bensin dengan kandungan 7 persen etanol ini akan menghasilkan produk baru yang diberi nama Pertamax Green 92.

”Hal ini dilakukan karena aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa angka oktan yang diizinkan untuk dijual di Indonesia minimal 91,” ungkap Nicke Widyawati, Direktur PT Pertamina (Persero), saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR, Jakarta, pada Rabu (30/8/2023).

Dengan demikian, Nicke menegaskan bahwa Pertamina hanya akan menjual tiga jenis BBM, yaitu Pertamax 92, Pertamax 95 yang dicampur dengan etanol 8 persen, dan Pertamax Turbo. Dua produk pertama tersebut akan menjadi bagian dari lini BBM ramah lingkungan dari Pertamina di masa mendatang.

”Kami berharap dengan mendorong permintaan dari sisi konsumen, investasi dalam sektor bioenergi akan meningkat,” imbuhnya.

Produk Pertamax Green 92 diharapkan akan beredar di masyarakat dengan jumlah sekitar 32,68 juta kiloliter (KL) pada tahun depan. Dengan asumsi campuran 7 persen etanol, diperkirakan sekitar 2,29 juta KL etanol akan diperlukan pada saat itu.

Sementara itu, pada tahun yang sama, produksi Pertamax Green 95 diperkirakan dapat mencapai 62.231 KL dengan konsumsi etanol sebesar 4.978 KL.

Nicke juga menyoroti pentingnya dukungan berupa pembebasan bea cukai untuk etanol dan investasi dalam bioetanol di dalam negeri. Meskipun impor awal mungkin diperlukan, tujuannya adalah untuk secara bertahap menggantikan impor bensin dengan impor etanol.

Komentar

Terpopuler