Rabu, 19 November 2025

Idulfithri adalah kembali suci. Setelah menjalankan puasa Ramadan yang diakhiri dengan pelaksanaan zakat fitrah, manusia menemukan esensinya kembali sebagai hamba Allah dan khalifatullah yang suci. Kesucian ini tidak lepas dari keberhasilan manusia mengendalikan nafsunya dalam bimbingan agama.

Kesucian manusia juga dibuktikan oleh kepedulian sosialnya yang tinggi dengan menunaikan zakat. Sebab, zakat, infak, dan sedekah merupakan ibadah sosial yang merekatkan hubungan kemanusiaan, khususnya mereka yang membutuhkan pertolongan.

Ibadah sosial lainnya yang harus segera dilaksanakan untuk meneguhkan kesucian adalah halalbihalal, yaitu memohon ampunan dan bebas dari kesalahan yang dilakukan.

Menurutnya, halalbihalal adalah budaya yang dirintis KH Abdul Wahab Hazbullah untuk merekatkan ketegangan yang terjadi di era Soekarno. Dalam perjalanannya, halalbihalal menjadi budaya yang diikuti mayoritas bangsa Indonesia.

Kini, halalbihalal digelar di berbagai lapisan masyarakat. Mulai di instansi pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi sosial keagamaan, dan bahkan keluarga. Halalbihalal dikemas untuk mempertemukan dan menguatkan tali persahabatan dan kekeluargaan.

Meski begitu, dalam Islam, memohon maaf tidak harus menunggu saat Hari Raya Idulfitri. Bila mana seseorang melakukan kesalahan, maka ia harus secepatnya memohon ampunan supaya tak lupa atau bahkan orangnya keburu meninggal dunia.

Meskipun demikian, Idulfitri menjadi wahana efektif untuk bermaaf-maafan dan merekatkan tali persaudaraan antar sesama umat manusia yang rindu kedamaian, ketentraman dan kebersamaan.

Ajaran agama yang sudah menjadi budaya bangsa ini menjadi infrastruktur yang kokoh dalam pembumian nilai-nilai Islam universal lintas agama.

Budaya halalbihalal akhirnya tidak hanya monopoli umat Islam, tapi juga agama lain karena esensi utamanya adalah saling memaafkan kesalahan sehingga tercipta persaudaraan dan kebersamaan.

Halalbihalal usai Ramadan ini dapat menjadi momentum membangun persaudaraan sejati dan merekatkan hubungan sosial antar seluruh elemen bangsa lintas sektoral, sehingga bangsa ini bisa terus membangun dan berlari kencang dalam mencapai target-target ideal di seluruh aspek kehidupan, baik infrastruktur, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan. (*)

Komentar