Barang Bawaan Jemaah Haji Diminta Jangan Disolatip Berlebihan

Murianews, Madinah – Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara, Abdillah, mengimbau para jemaah haji untuk menghindari penggunaan selotip atau lakban secara berlebihan pada barang bawaan yang disimpan di koper bagasi atau kabin.

Hal ini dilakukan untuk mencegah pembongkaran koper oleh petugas di bandara.

”Mohon jemaah haji jangan menggunakan selotip berlebihan di barang bawaan. Sebab, hal tersebut mengundang kecurigaan petugas pemeriksaan barang di X Ray Bandara Arab Saudi,” katanya dilansir dari laman resmi Kemenag, Rabu (15/5/2024).

Menurutnya, kecurigaan ini hampir terjadi di semua kloter yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Meski barang yang dibawa jemaah haji bukan barang berbahaya seperti mi instan, baju, sandal, dan makanan kering, penggunaan selotip yang berlebihan dapat membuat petugas bandara mencurigai isi koper.

Akibatnya, tas dan koper jemaah sering kali dibuka untuk pemeriksaan, yang bisa menghambat proses pergerakan jemaah lainnya.

Abdillah juga menekankan pentingnya menjaga paspor masing-masing. Jemaah diminta untuk tidak menitipkan paspor kepada orang lain, meskipun kepada orang terdekat. Kehilangan paspor dapat menghambat proses perjalanan.

”Paspor adalah identitas diri jemaah yang sangat penting. Jangan dititipkan ke orang lain, tetap dipegang masing-masing,” ujarnya di Terminal Internasional Khusus Haji Bandara AMMA Madinah.

Pesan ini disampaikan menyusul kejadian kehilangan paspor jemaah pada kedatangan 13 Mei 2024, yang mengakibatkan tertundanya keberangkatan dari bandara ke hotel.

Jemaah yang kehilangan paspor harus menjalani proses imigrasi yang rumit dan menunggu selama dua jam untuk penerbitan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) sebagai pengganti paspor. Akibatnya, jemaah tersebut tertinggal dari rombongannya yang sudah menuju hotel.

”Kehilangan paspor akan menyulitkan jemaah,” jelas Abdillah.

Oleh karena itu, dia mengharapkan jemaah selalu berhati-hati dan menjaga paspornya dengan baik.