Rabu, 19 November 2025

Murianews, Madinah – Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH, Dokter Leksmana Arry Chandra, menyampaikan peringatan serius terkait demensia yang dialami sebagian jemaah lansia saat menjalankan ibadah haji.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran karena beberapa jemaah lansia dilaporkan mengalami kelupaan, baik terkait nama, keluarga, ataupun merasa masih berada di kampung halaman.

Menurut dokter Leksmana, gangguan tersebut umumnya dipicu oleh faktor sosial, psikososial, pribadi, psikologis, dan bahkan faktor biologis.

Dia menjelaskan demensia sering kali dipicu oleh faktor genetik dan dapat kambuh saat jemaah lansia berada di Arab Saudi.

”Mereka sudah memiliki potensi gangguan kejiwaan, kemudian kambuh lagi setibanya di Arab Saudi,” ungkap dokter Leksmana dikutip dari laman resmi Kemenag, Senin (21/5/2024).

Dokter Leksmana menambahkan, demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya.

Gejala awal yang terlihat adalah mudah lupa, kesulitan mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, serta kesulitan mengingat waktu dan tempat, terutama setelah berpindah dari kampung halaman.

Untuk mengatasi hal ini, dokter Leksmana menekankan pentingnya memberikan stimulasi kognitif kepada jemaah yang mengalami demensia.

”Jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif. Misalnya dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi, atau melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia,” ujarnya.

Setelah pasien pulih, pendampingan tetap diperlukan. Demensia bisa muncul kembali terutama disebabkan oleh kelelahan dan dehidrasi.

Jemaah lansia disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji, mengingat paparan cuaca panas di Arab Saudi dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Kendati demikian, pihaknya juga tidak menampik apabila demensia pada jemaah haji lansia ini masih bisa dicegah. Salah satu caranya adalah dengan mencegah terjadinya demensia  agar tidak menimbulkan disorientasi pada jemaah haji lansia tersebut.

”Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif. Caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita,” ujar dr Leksmana.

Selain itu, para pendamping jemaah haji lansia ini juga diminta untuk mengajak jemaah bersosialisasi dengan jemaah yang lain. Kemudian berdoa dan berdzikir bursama.

”Kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” tandasnya.

Komentar