Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, tengah menggalang upaya besar untuk mengubah minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat atau avtur.

Hari ini, Rabu (29/5/2024) Luhut memimpin langsung Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.

Luhut menegaskan, Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan bakar pesawat ramah lingkungan ini, yang telah menjadi tren global.

Menurutnya, negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sudah memulai pengembangan dan produksi SAF.

”Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah atau used cooking oil dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi atau penerbangan? Hal ini ternyata sudah lumrah dilakukan di beberapa negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura,” ungkap Luhut melalui unggahan di akun Instagram resminya, @luhut.pandjaitan, Rabu (29/5/2024).

Indonesia memiliki potensi besar dengan pasokan minyak jelantah mencapai 1 juta liter tiap tahunnya, di mana sekitar 95% diekspor. Pasokan ini menjadi modal penting bagi Indonesia untuk memproduksi SAF.

Luhut juga menyoroti kesuksesan Pertamina dalam melakukan uji coba statis SAF pada mesin jet CFM56-7B.

”Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil,” jelasnya.

Pengembangan SAF juga dipandang Luhut sebagai peluang ekonomi yang signifikan. Ia memperkirakan penjualan SAF domestik dan ekspor bisa mencapai keuntungan lebih dari Rp 12 triliun per tahun. Investasi dalam industri SAF, baik dari sektor swasta maupun BUMN, diharapkan dapat meningkat.

Menurut data IATA, Indonesia diprediksi menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan, dengan kebutuhan bahan bakar pesawat mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas penerbangan, emisi karbon pun diproyeksikan bertambah, sehingga intervensi untuk mengurangi emisi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, penggunaan avtur SAF yang ramah lingkungan di Indonesia akan menjadi prioritas.

”Dari berbagai data dan kajian, bisa saya simpulkan bahwa SAF adalah solusi paling efektif untuk mewujudkan masa depan penerbangan yang ramah lingkungan di Indonesia, sehingga upaya menciptakan Bahan Bakar SAF ini bukan hanya menjadi inovasi semata, melainkan suatu komitmen dalam upaya mengurangi emisi karbon global,” terang Luhut.

Luhut juga mengungkapkan rencana pemerintah untuk menyusun Peraturan Presiden yang akan mendukung pengembangan SAF di Indonesia. Avtur ramah lingkungan produksi dalam negeri ini dijadwalkan akan dirilis pada September mendatang dalam gelaran Bali Air Show 2024.

”Saya menargetkan setelah keluarnya Peraturan Presiden, SAF dapat kita launching selambatnya pada Bali Air Show, September mendatang,” tutup Luhut.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler