Menko PMK Tak Setuju Sukolilo Dikatakan Kampung Bandit
Cholis Anwar
Jumat, 14 Juni 2024 13:37:00
Murianews, Jakarta – Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap penyebaran stigma negatif terhadap wilayah Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang disebut-sebut sebagai kampung bandit penadah mobil bodong.
Hal ini menyusul adanya kasus pengeroyokan terhadap bos rental mobil asal Jakarta yang tewas dimassa warga Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukulilo, kabupaten Pati pada Kamis (6/6/2024) lalu.
Muhadjir mengatakan, masyarakat seharusnya tidak mudah memberikan stigma tanpa bukti yang kuat.
”Saya termasuk yang kurang setuju itu, mudah memberikan stigma. Termasuk menjadi kampung penadah atau apalah pokoknya,” kata Muhadjir dikutip dari Detik.com, Jumat (14/6/2024).
Pihaknya mengatakan agar jangan mudah memberikan stigma negatif kepada orang lain hanya dengan satu peristiwa yang kebenarannya masih diuji.
”Hati-hati karena bagaimana pun, suatu peristiwa tidak otomatis mewakili atau menggambarkan kondisi setting sosial di situ,” ujarnya.
Tetapi tidak menjadi persoalan apabila memberikan stigma yang positif.
”Kalau yang bagus-bagus boleh, tapi kalau yang sifatnya stigmatis yang negatif mohon dihindari. Suasana seperti ini tidak menguntungkan memberikan stigma-stigma seperti itu,” imbuhnya.
Menaggapi kasus tewasnya bos rental mobil di Pati, Muhadjir Effendy menyatakan penelusuran terhadap masalah tersebut menjadi wewenang Polri.
”Nah itu wewenang dari pihak Polri itu nanti terserah aja,” ujarnya.
Selain itu, Muhadjir juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang dapat menyesatkan di media sosial. Dia menekankan, penyebaran informasi yang tidak akurat dapat memiliki dampak yang merugikan karena kemudahan dalam viralitas di media sosial.
”Tapi menurut saya yang penting masyarakat agar bisa menahan diri tidak gampang untuk memberikan stigma. Kondisi sekarang ini sangat tidak bagus karena mudah di-blast mudah diviralkan mudah disebarluaskan. Sehingga sesuatu yang sebetulnya tidak benar bisa menjadi benar gitu ya. Karena akibat dari peranan media sekarang sangat besar,” pungkasnya.
Murianews, Jakarta – Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap penyebaran stigma negatif terhadap wilayah Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang disebut-sebut sebagai kampung bandit penadah mobil bodong.
Hal ini menyusul adanya kasus pengeroyokan terhadap bos rental mobil asal Jakarta yang tewas dimassa warga Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukulilo, kabupaten Pati pada Kamis (6/6/2024) lalu.
Muhadjir mengatakan, masyarakat seharusnya tidak mudah memberikan stigma tanpa bukti yang kuat.
”Saya termasuk yang kurang setuju itu, mudah memberikan stigma. Termasuk menjadi kampung penadah atau apalah pokoknya,” kata Muhadjir dikutip dari Detik.com, Jumat (14/6/2024).
Pihaknya mengatakan agar jangan mudah memberikan stigma negatif kepada orang lain hanya dengan satu peristiwa yang kebenarannya masih diuji.
”Hati-hati karena bagaimana pun, suatu peristiwa tidak otomatis mewakili atau menggambarkan kondisi setting sosial di situ,” ujarnya.
Tetapi tidak menjadi persoalan apabila memberikan stigma yang positif.
”Kalau yang bagus-bagus boleh, tapi kalau yang sifatnya stigmatis yang negatif mohon dihindari. Suasana seperti ini tidak menguntungkan memberikan stigma-stigma seperti itu,” imbuhnya.
Menaggapi kasus tewasnya bos rental mobil di Pati, Muhadjir Effendy menyatakan penelusuran terhadap masalah tersebut menjadi wewenang Polri.
”Nah itu wewenang dari pihak Polri itu nanti terserah aja,” ujarnya.
Selain itu, Muhadjir juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang dapat menyesatkan di media sosial. Dia menekankan, penyebaran informasi yang tidak akurat dapat memiliki dampak yang merugikan karena kemudahan dalam viralitas di media sosial.
”Tapi menurut saya yang penting masyarakat agar bisa menahan diri tidak gampang untuk memberikan stigma. Kondisi sekarang ini sangat tidak bagus karena mudah di-blast mudah diviralkan mudah disebarluaskan. Sehingga sesuatu yang sebetulnya tidak benar bisa menjadi benar gitu ya. Karena akibat dari peranan media sekarang sangat besar,” pungkasnya.