Soal Budidaya Massal Kratom, Kementan Tunggu Regulasi
Cholis Anwar
Kamis, 20 Juni 2024 14:32:00
Murianews, Jakarta – Tanaman Kratom masih menjadi perbincangan di tingkat kepresidenan dan kementerian. Terlebih, tanaman ini disebut mengandung narkotika, sehingga bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan.
Kendati demikian, Kementerian Pertanian (Kementan) masih belum bisa berbuat banyak, terutama untuk produksi tanaman tersebut. Kementan masih menunggu regulasi dan juknis apabila nantinya tanaman itu produksi secara massal.
”Kita tadi ratas tentang kratom. Dari sisi pertanian untuk sementara ini masuk ke tanaman hutan, tetapi saran kami nanti kalau regulasinya sudah diatur, mungkin kita bisa budi daya, sehingga nilai ekonomi dan kualitasnya meningkat,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dikutip dari Antara, Kamis (20/6/2024).
Amran mengatakan, dalam rapat terbatas bersama dengan Presiden Jokowi, probelem yang dibahas adalah terkait penurunan harga kratom yang disebabkan banyak faktor. Terutama terkait kualitas produksi, distribusi, dan selain sebagainya.
Dia juga sudah siap badan apabila pemerintah membuat regulasi tata kelola Kratom ini. bahkan pihaknya siap menyosialisasikan kepada patra petani dan membuat korporasi.
”Ini kan tanaman di hutan, nanti bisa kita budidayakan, bisa kita tata, tetapi dalam bentuk korporasi. Kalau ada koperasi mengelola ini, kita korporasikan, sehingga kualitas dan kuantitas terjamin karena itu syarat untuk ekspor,” ujar Amran.
Menurutnya, apabila ada regulasi yang jelas terkait tanaman Kratom, budidaya untuk tanaman tersebut juga akan lebih seimbang, terlebih potensi ekonominya juga cukup besar.
”Sekarang ini harganya jatuh 2 dolar hingga 5 dolar, ini terlalu rendah,” kata Amran.
Daun kratom diketahui memiliki kandungan aktif yaitu alkaloid mitragynine dan 7-hydroxymitragynine. Kedua bahan aktif ini memiliki efek sebagai obat analgesik atau pereda rasa sakit.
Senyawa aktif mitragynine yang terkandung dalam kratom inilah yang berpotensi menimbulkan kecanduan layaknya mengonsumsi narkotika.
Efek yang dirasakan dari konsumsi kratom adalah perasaan relaks dan nyaman, serta euforia berlebihan jika kratom digunakan dengan dosis tinggi.
Murianews, Jakarta – Tanaman Kratom masih menjadi perbincangan di tingkat kepresidenan dan kementerian. Terlebih, tanaman ini disebut mengandung narkotika, sehingga bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan.
Kendati demikian, Kementerian Pertanian (Kementan) masih belum bisa berbuat banyak, terutama untuk produksi tanaman tersebut. Kementan masih menunggu regulasi dan juknis apabila nantinya tanaman itu produksi secara massal.
”Kita tadi ratas tentang kratom. Dari sisi pertanian untuk sementara ini masuk ke tanaman hutan, tetapi saran kami nanti kalau regulasinya sudah diatur, mungkin kita bisa budi daya, sehingga nilai ekonomi dan kualitasnya meningkat,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dikutip dari Antara, Kamis (20/6/2024).
Amran mengatakan, dalam rapat terbatas bersama dengan Presiden Jokowi, probelem yang dibahas adalah terkait penurunan harga kratom yang disebabkan banyak faktor. Terutama terkait kualitas produksi, distribusi, dan selain sebagainya.
Dia juga sudah siap badan apabila pemerintah membuat regulasi tata kelola Kratom ini. bahkan pihaknya siap menyosialisasikan kepada patra petani dan membuat korporasi.
”Ini kan tanaman di hutan, nanti bisa kita budidayakan, bisa kita tata, tetapi dalam bentuk korporasi. Kalau ada koperasi mengelola ini, kita korporasikan, sehingga kualitas dan kuantitas terjamin karena itu syarat untuk ekspor,” ujar Amran.
Menurutnya, apabila ada regulasi yang jelas terkait tanaman Kratom, budidaya untuk tanaman tersebut juga akan lebih seimbang, terlebih potensi ekonominya juga cukup besar.
”Sekarang ini harganya jatuh 2 dolar hingga 5 dolar, ini terlalu rendah,” kata Amran.
Daun kratom diketahui memiliki kandungan aktif yaitu alkaloid mitragynine dan 7-hydroxymitragynine. Kedua bahan aktif ini memiliki efek sebagai obat analgesik atau pereda rasa sakit.
Senyawa aktif mitragynine yang terkandung dalam kratom inilah yang berpotensi menimbulkan kecanduan layaknya mengonsumsi narkotika.
Efek yang dirasakan dari konsumsi kratom adalah perasaan relaks dan nyaman, serta euforia berlebihan jika kratom digunakan dengan dosis tinggi.
