Indonesia Kecam Keras Pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel
Cholis Anwar
Rabu, 31 Juli 2024 22:18:00
Murianews, Jakarta – Indonesia mengecam keras pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina, Hamas, di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024).
”Tindakan tersebut merupakan provokasi yang dapat meningkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI melalui media sosial X, dikutip Murianews.com, Rabu (31/7/2024).
Kelompok Hamas sebelumnya memastikan Ismail Haniyeh meninggal dunia pada Rabu pagi akibat serangan Israel terhadap kediamannya di Teheran.
”Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar, Ismail Haniyeh,” demikian pernyataan Hamas melalui media sosial Telegramnya.
Menurut organisasi tersebut, Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran yang baru pada Selasa (30/7/2024).
Pembunuhan Haniyeh segera mengundang kecaman luas dari komunitas internasional. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam pembunuhan pemimpin Hamas tersebut dan menggambarkan aksi Israel sebagai tindakan pengecut dan berbahaya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pembunuhan Ismail Haniyeh sebagai tindakan keji untuk melemahkan perjuangan bangsa Palestina dan perlawanan mulia mereka di Jalur Gaza.
Wakil Menteri Urusan Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan insiden tersebut merupakan pembunuhan politik yang tidak dapat diterima dan akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut.
Kementerian Luar Negeri Qatar turut mengecam pembunuhan Ismail Haniyeh sebagai eskalasi berbahaya dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan kemanusiaan yang meredupkan upaya perdamaian.
Sementara itu, pihak Israel yang dituduh melancarkan serangan yang menewaskan petinggi Hamas tersebut masih belum membuat pernyataan apapun.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyatakan, Washington tidak mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan pimpinan kelompok Hamas itu.



