Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Pemerintah resmi melarang masyarakat memperjualbelikan dan memelihara ikan Aligator Gar di Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan, larangan ini dilakukan untuk melindungi ekosistem perairan nasional.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono mengatakan, ikan Aligator Gar termasuk dalam jenis ikan yang berbahaya dan merugikan karena sifatnya yang buas dan cenderung memangsa ikan spesies lain.

Jika ikan ini lepas ke perairan umum di Indonesia, keberadaannya berpotensi mengancam populasi ikan lain dan merusak ekosistem perairan.

Aligator Gar bukan ikan yang berasal dari Indonesia. Apabila ikan ini lepas ke perairan umum, bisa mengancam penurunan populasi ikan lainnya dan akan merusak ekosistem perairan tersebut,” ujar Pung Nugroho Saksono dikutip dari Detik.com, Selasa (17/9/2024).

Larangan peredaran dan pemeliharaan ikan Aligator Gar ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 19/PERMEN'KP/2020.

Peraturan tersebut mengatur tentang Larangan Pemasukan, Pembudidayaan, Peredaran, dan Pengeluaran Jenis Ikan yang Membahayakan dan/atau Merugikan ke dalam dan dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Ipunk menambahkan, hingga saat ini sudah banyak kasus kerusakan ekosistem perairan akibat keberadaan ikan-ikan berbahaya dan merugikan. Di Waduk Sermo, Daerah Istimewa Yogyakarta, misalnya, populasi ikan red devil telah mendominasi dan mengalahkan ikan endemik setempat, seperti ikan nila, wader, nilem, dan tawes.

Kondisi serupa juga terjadi di Waduk Wonorejo, di mana ditemukan invasi ikan red devil yang mengancam ekosistem perairan setempat. Di sungai-sungai Palembang, populasi ikan belida terancam punah karena keberadaan ikan sapu-sapu.

Ekosistem Danau Toba, danau terbesar di Indonesia, turut mengalami kerusakan akibat invasi ikan red devil. Akibatnya, ikan endemik seperti ikan batak, ikan mas, ikan jurung, mujair, pora-pora, dan tiri-tiri kini semakin langka ditemukan di perairan danau tersebut.

Komentar

Terpopuler