Presiden Jokowi Minta Evakuasi WNI di Lebanon Segera Dilakukan
Cholis Anwar
Rabu, 2 Oktober 2024 12:28:00
Murianews, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya percepatan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di Lebanon. Permintaan ini disampaikan Presiden usai meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (2/10/2024).
Presiden Jokowi menyatakan telah memberikan instruksi langsung kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk segera mengkoordinasikan proses evakuasi demi menjamin keselamatan WNI di Lebanon. Dalam pernyataannya, Kepala Negara menekankan bahwa perlindungan dan keselamatan WNI menjadi prioritas utama.
”Kementerian Luar Negeri, Bu Menteri sudah saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan agar keselamatan perlindungan terhadap warga kita dinomorsatukan dan evakuasi disegerakan,” ujar Presiden dikutip dari Antara.
Situasi di Timur Tengah semakin mengkhawatirkan setelah Israel melancarkan serangan darat ke Lebanon pada Selasa (1/10/2024), yang disusul dengan peluncuran ratusan rudal oleh Iran ke wilayah Israel. Hal itu sebagai balasan atas kematian sejumlah tokoh penting.
Kondisi ini memicu Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), untuk mendesak semua pihak agar menahan diri dan menghindari eskalasi konflik lebih lanjut.
Juru Bicara II Kemenlu RI, Rolliansyah Soemirat, menyampaikan keprihatinan mendalam Indonesia terhadap potensi terjadinya perang dengan skala yang lebih besar. Rolliansyah juga menekankan pentingnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengadakan pertemuan khusus untuk membahas situasi terkini di kawasan tersebut.
”Indonesia sangat khawatir bahwa potensi perang dengan skala yang lebih besar dapat terjadi,” kata Rolliansyah dalam keterangan singkatnya.
Serangan udara Israel yang berlangsung sejak 23 September 2024 telah menewaskan sekitar seribu orang dan melukai lebih dari 2.700 lainnya. Serangan darat pada 1 Oktober menambah intensitas ketegangan di kawasan, sementara serangan rudal Iran memperburuk situasi.
Iran meluncurkan serangan rudal sebagai tanggapan atas kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, dan komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.



