Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani serta Menteri Ketenagakerjaan Yassierli telah bertemu untuk membahas strategi penciptaan lapangan kerja.
Keduanya sepakat bahwa peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi kunci utama dalam mendukung investasi dan industri hilirisasi di Indonesia.
”Kami melihat pada tahun ini (2025) sampai lima tahun ke depan (2029), tenaga kerja yang tercipta per tahun secara rata-rata mencapai 2,8 juta orang hingga 2,9 juta orang,” ujar Rosan dikutip dari CNN Indonesia, Senin (10/3/2025).
Optimisme ini didasarkan pada capaian Kementerian Investasi tahun sebelumnya, di mana sebanyak 2,45 juta pekerjaan tercipta berkat realisasi investasi senilai Rp 1.700 triliun.
Murianews, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto berkomitmen menciptakan 2,9 juta lapangan kerja per tahun melalui sinergi dua kementeriannya, yakni Kementerian Investasi dan Hilirisasi serta Kementerian Ketenagakerjaan.
Upaya ini dilakukan di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani serta Menteri Ketenagakerjaan Yassierli telah bertemu untuk membahas strategi penciptaan lapangan kerja.
Keduanya sepakat bahwa peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi kunci utama dalam mendukung investasi dan industri hilirisasi di Indonesia.
”Kami melihat pada tahun ini (2025) sampai lima tahun ke depan (2029), tenaga kerja yang tercipta per tahun secara rata-rata mencapai 2,8 juta orang hingga 2,9 juta orang,” ujar Rosan dikutip dari CNN Indonesia, Senin (10/3/2025).
Jika target ini tercapai, maka selama satu periode pemerintahan Prabowo akan ada sekitar 14,5 juta lapangan kerja baru.
Optimisme ini didasarkan pada capaian Kementerian Investasi tahun sebelumnya, di mana sebanyak 2,45 juta pekerjaan tercipta berkat realisasi investasi senilai Rp 1.700 triliun.
Faktor penting...
Rosan menambahkan, kesiapan tenaga kerja menjadi faktor penting dalam menarik investasi. Para investor, menurutnya, kerap mempertanyakan kesiapan sumber daya manusia sebelum memulai pembangunan industri mereka.
”Biasanya mereka membangun pabrik dalam dua hingga tiga tahun, tetapi di saat yang sama mereka ingin tenaga kerjanya sudah siap,” jelas Rosan.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan pihaknya akan menyiapkan tenaga kerja yang terampil melalui 303 Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di seluruh Indonesia.
”Kami ingin memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui secara profesional. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di bawah Kemnaker siap menjamin kualitas tenaga kerja agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” kata Yassierli.