Jumat, 21 November 2025

Murianews, Makkah – Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik (HKP) Kementerian Agama (Kemenag), Akhmad Fauzin, meminta jemaah haji untuk membatasi pelaksanaan umrah sunah.

Imbauan ini dikeluarkan mengingat kondisi cuaca di Arab Saudi yang masih cukup ekstrem, terutama di kota Mekkah.

”Mengapa membatasi umrah sunah? Cuaca di kota Mekkah masih terbilang sangat panas, pada siang hari, cuaca mencapai 45 derajat Celsius,” kata Fauzin dalam konferensi pers di Mekkah yang disiarkan langsung melalui YouTube Kemenag RI, Sabtu (14/6/2025).

Selain faktor cuaca panas yang menyengat, Fauzin juga menyebut kondisi di Masjidil Haram masih dipadati oleh jemaah haji dari seluruh penjuru dunia.

Demi menjaga kesehatan dan keamanan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) mengimbau agar jemaah haji tidak memaksakan diri untuk selalu melakukan ibadah umrah sunah.

Fauzin juga berpesan kepada jemaah haji yang akan melaksanakan tawaf wada (tawaf perpisahan) agar memilih waktu yang tepat untuk menghindari paparan cuaca panas ekstrem.

”Bagi jemaah haji yang akan melaksanakan tawaf wada, agar memilih waktu secara baik, misalnya setelah sholat subuh atau malam hari saat keluar hotel,” ucapnya.

Lebih lanjut, Fauzin berharap seluruh jemaah haji selalu mengikuti aturan dengan tetap bersama rombongan untuk menghindari risiko tersesat.

”Kami harap jemaah haji tetap bersama rombongan, tidak dianjurkan untuk bepergian sendiri, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Pemulangan jemaah...

Sebagai informasi, proses pemulangan jemaah haji pada gelombang pertama telah berlangsung dari 11 Juni hingga 25 Juni 2025.

Sementara itu, pemulangan jemaah haji gelombang kedua dijadwalkan akan dimulai pada 26 Juni sampai 10 Juli 2025.

Kedatangan akhir jemaah haji gelombang kedua di Tanah Air dijadwalkan pada 11 Juli 2025. Secara keseluruhan, masa kepulangan jemaah haji asal Indonesia berlangsung selama 30 hari, sama seperti durasi keberangkatan ke Tanah Suci.

Komentar

Terpopuler