Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP), Sakti Wahyu Trenggono, berharap setiap kampung nelayan dapat terpantau langsung dari Jakarta secara real-time.
Staf Khusus Menteri KP Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto Darwin mengatakan, Menteri Trenggono menginginkan konsep ini bukan sekadar proyek sesaat, melainkan bagian dari pembangunan yang berkelanjutan.
”Kita mungkin juga butuh nanti kampung itu menjadi pintar, karena Pak Menteri pengennya konsep Kampung Nelayan Merah Putih itu bukan seperti proyek, tapi adalah keberlanjutan, pengennya ada kepastian keberlangsungan,” ujar Doni dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (16/6/2025).
Salah satu bentuk keberlanjutan yang dimaksud adalah kemampuan pemantauan langsung dari pusat.
”Pak Menteri pernah bicara sama saya, bagaimana setiap kampung itu bisa dimonitor langsung dari Jakarta. Nah untuk ini kan kita butuh real-time connection, dipasang CCTV, kita bisa tahu misalnya di Biak (Papua) itu sekarang aktivitasnya sedang apa? Bisa langsung dipantau dari Jakarta. Jadi kita butuh juga telekomunikasinya,” jelasnya.
Doni menekankan, proyek ini tidak bisa dijalankan hanya oleh pemerintah pusat. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk swasta, BUMN, dan pemerintah daerah, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Tujuannya jelas, untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kampung nelayan.
”Seperti Pak Presiden kita suka bilang, untuk membangun negara ini tidak bisa hanya oleh pemerintah, tetapi harus berkolaborasi semua elemen negara, dan sekarang tidak zamannya lagi pemerintah jalan sendiri,” kata Doni.
Murianews, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki ambisi besar untuk memberdayakan kampung nelayan di seluruh Indonesia melalui konsep Kampung Nelayan Merah Putih.
Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP), Sakti Wahyu Trenggono, berharap setiap kampung nelayan dapat terpantau langsung dari Jakarta secara real-time.
Staf Khusus Menteri KP Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto Darwin mengatakan, Menteri Trenggono menginginkan konsep ini bukan sekadar proyek sesaat, melainkan bagian dari pembangunan yang berkelanjutan.
”Kita mungkin juga butuh nanti kampung itu menjadi pintar, karena Pak Menteri pengennya konsep Kampung Nelayan Merah Putih itu bukan seperti proyek, tapi adalah keberlanjutan, pengennya ada kepastian keberlangsungan,” ujar Doni dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (16/6/2025).
Salah satu bentuk keberlanjutan yang dimaksud adalah kemampuan pemantauan langsung dari pusat.
”Pak Menteri pernah bicara sama saya, bagaimana setiap kampung itu bisa dimonitor langsung dari Jakarta. Nah untuk ini kan kita butuh real-time connection, dipasang CCTV, kita bisa tahu misalnya di Biak (Papua) itu sekarang aktivitasnya sedang apa? Bisa langsung dipantau dari Jakarta. Jadi kita butuh juga telekomunikasinya,” jelasnya.
Doni menekankan, proyek ini tidak bisa dijalankan hanya oleh pemerintah pusat. Kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk swasta, BUMN, dan pemerintah daerah, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Tujuannya jelas, untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kampung nelayan.
”Seperti Pak Presiden kita suka bilang, untuk membangun negara ini tidak bisa hanya oleh pemerintah, tetapi harus berkolaborasi semua elemen negara, dan sekarang tidak zamannya lagi pemerintah jalan sendiri,” kata Doni.
kampung nelayan modern...
Sebagai contoh model yang sudah berjalan, Doni menunjuk pada Kampung Nelayan Modern di Biak, Papua, yang kini menjadi rujukan utama program Kampung Nelayan Merah Putih.
”Kampung Nelayan Merah Putih ini proyek modelnya itu sudah ada di Biak (Papua), namanya dulu Kampung Nelayan Modern di Biak. Sudah memberikan bukti berproduksi, peningkatan pendapatan di sana naiknya hampir 100% lebih, dari Rp 3 juta jadi Rp 6 juta,” terang Doni.
Selain itu, pengiriman hasil tangkapan nelayan juga semakin terjadwal dan bisa dihitung. Doni bahkan sempat mencoba menganalisis potensi jangka panjang program ini dengan bantuan teknologi.
”Saya iseng juga, saya coba tanya ke ChatGPT itu kalau sampai 5 tahun lumayan bagus hasilnya, dengan sistem produksi yang ada sekarang,” ucapnya.