Amran menyebut hal ini sebagai bukti keberhasilan petani dan pemerintah dalam menjaga kedaulatan pangan.
”Yang terpenting, sampai September sekarang, tidak ada impor (beras). Tahun lalu kita impor 3-4 juta ton. Itu perbedaan besar yang harus kita banggakan dari gagasan besar Bapak Presiden,” kata Amran.
Menurut Amran, stok beras nasional pada awal September 2025 mencapai sekitar 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 1-2 juta ton. Capaian ini menunjukkan kebijakan pangan nasional berjalan efektif.
”Kita harus bangga, kedaulatan pangan bisa kita jaga, dan ketergantungan pada impor berkurang,” pungkasnya.
Murianews, Jakarta – Wakil Menteri Pertanian atau Wamentan Sudaryono mengatakan jika pemerintah untuk tahun ini akan tetap melakukan impor beras. Hanya, impor tersebut dikhususkan untuk konsumsi restoran, bukan untuk masyarakat umum.
Sudaryono juga mengatakan, restoran yang dipasok beras impor ini tidak semuanya, tetapi restoran Jepang, Arab dan India.
”Yang dimaksud impor beras itu adalah beras untuk restoran Jepang, Arab, atau India. Mereka memang butuh beras khusus, seperti beras Jepang yang butirannya kecil atau beras basmati untuk masakan Arab dan India. Itu tidak bisa diganti dengan beras kita,” terang Sudaryono dikutip dari Kompas.com, Kamis (11/9/2025).
Sudaryono memastikan, produksi beras medium dari dalam negeri sudah mencukupi kebutuhan pokok masyarakat.
Karena itu, tidak ada impor untuk kategori beras konsumsi. Pernyataan ini sekaligus memperkuat komitmen pemerintah untuk tidak mengimpor beras medium sepanjang 2025.
Selain beras, pemerintah juga menargetkan tidak mengimpor jagung dan gula konsumsi pada tahun ini.
”Presiden sudah bikin target, dan sekarang oleh Pak Mentan Amran, kami sebagai tim support mendukung penuh. Kita tidak impor lagi untuk beras, jagung, dan gula konsumsi di tahun 2025 ini,” ujarnya.
Senada dengan Wamentan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya juga memastikan Indonesia tidak akan melakukan impor beras hingga akhir 2025.
Stok beras aman...
Amran menyebut hal ini sebagai bukti keberhasilan petani dan pemerintah dalam menjaga kedaulatan pangan.
”Yang terpenting, sampai September sekarang, tidak ada impor (beras). Tahun lalu kita impor 3-4 juta ton. Itu perbedaan besar yang harus kita banggakan dari gagasan besar Bapak Presiden,” kata Amran.
Menurut Amran, stok beras nasional pada awal September 2025 mencapai sekitar 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 1-2 juta ton. Capaian ini menunjukkan kebijakan pangan nasional berjalan efektif.
”Kita harus bangga, kedaulatan pangan bisa kita jaga, dan ketergantungan pada impor berkurang,” pungkasnya.