Namun, ia mengakui keberhasilan program yang berdampak luas ini membutuhkan kerja sama dan kesamaan visi dari seluruh pemangku kepentingan.
”Sudah-sudah bisa dibayangkan, kalau ini agenda kebijakan besar dan berdampak luas, Pak Presiden itu kalau memikirkan sesuatu itu besar, berdampak luas, tentu tidak mudah,” beber Zulhas.
Kemandirian energi ini juga diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi signifikan, termasuk pada sektor pangan.
”Bayangkan, kalau kita berdaulat di bidang pangan saja, maka jutaan petani akan meningkat kemampuannya,” tutup Zulhas.
Murianews, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), memastikan mulai tahun 2026, Indonesia ditargetkan tidak lagi melakukan impor solar.
Agenda besar ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai kedaulatan energi melalui pemanfaatan biofuel secara menyeluruh.
”Kita mesti swasembada di bidang energi. Pak Bahlil, Menteri ESDM, sudah mengumumkan, tahun depan kita akan penuh memakai biofuel, oleh karena itu tahun depan Indonesia diusahakan, dikejar, ditargetkan tidak impor solar lagi,” ujar Zulhas dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/10/2025).
Zulhas menjelaskan, langkah strategis ini akan diwujudkan melalui peningkatan penggunaan biofuel dari B40 menjadi B50. Dengan kadar campuran tersebut, kebutuhan solar di dalam negeri tidak lagi harus mengandalkan pasokan impor.
Selain solar, pemerintah juga akan mulai menggunakan bensin campur 10 persen etanol atau metanol pada tahun depan.
”Nah, ini program pokok,” paparnya.
Menko Pangan mencatat, kebijakan energi ini merupakan bagian dari agenda besar Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kedaulatan nasional.
Berdampak luas...
Namun, ia mengakui keberhasilan program yang berdampak luas ini membutuhkan kerja sama dan kesamaan visi dari seluruh pemangku kepentingan.
”Sudah-sudah bisa dibayangkan, kalau ini agenda kebijakan besar dan berdampak luas, Pak Presiden itu kalau memikirkan sesuatu itu besar, berdampak luas, tentu tidak mudah,” beber Zulhas.
Kemandirian energi ini juga diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi signifikan, termasuk pada sektor pangan.
”Bayangkan, kalau kita berdaulat di bidang pangan saja, maka jutaan petani akan meningkat kemampuannya,” tutup Zulhas.