Video itu diunggah akun TikTok bernama @adhi.icrot, sekitar enam hari lalu. Pengunggah memberikan narasi pada video itu ”truk kombi dilarang beli solar di pom godong klampok”.
Tampak dalam video sopir terus meminta pada petugas agar diisi solar, namun petugas dengan tegas menolaknya. Dengan kecewa, sopir itu pun kemudian membawa kendaraannya meninggalkan SPBU tersebut.
Hingga berita ini ditulis, video itu telah ditonton lebih dari 297 ribu kali dengan 6.431 like, 522 komentar, dan 937 kali dibagikan.
Di video lain, akun tersebut dengan nada kecewa meminta agar petugas SPBU tidak usah makan nasi, namun makan pertalite. Sebab, combine yang akan diisi solar akan dipakai untuk memanen padi.
Murianews, Grobogan – Warganet Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah digegerkan video viral yang menarasikan sebuah SPBU menolak isi solar ke truk combine atau alat pemanen padi.
Video itu diunggah akun TikTok bernama @adhi.icrot, sekitar enam hari lalu. Pengunggah memberikan narasi pada video itu ”truk kombi dilarang beli solar di pom godong klampok”.
Tampak dalam video sopir terus meminta pada petugas agar diisi solar, namun petugas dengan tegas menolaknya. Dengan kecewa, sopir itu pun kemudian membawa kendaraannya meninggalkan SPBU tersebut.
”Truk combi tidak boleh beli solar di pom (SPBU) Godong, Grobogan,” ujar perekam video yang merupakan pendamping sopir truk.
Hingga berita ini ditulis, video itu telah ditonton lebih dari 297 ribu kali dengan 6.431 like, 522 komentar, dan 937 kali dibagikan.
Di video lain, akun tersebut dengan nada kecewa meminta agar petugas SPBU tidak usah makan nasi, namun makan pertalite. Sebab, combine yang akan diisi solar akan dipakai untuk memanen padi.
”Kanggo (untuk) SPBU Klampok, Godong. Krune SPBU rasah mangan sego (petugasnya SPBU tidak usah makan nasi), mangano pertalite karo mangan solar, karo dexlite (makan saja pertalite dan solar, dan dexlite),” kata dia dengan muka cemberut.
Respons Pertamina...
Dia yang dalam video berada di sawah menerangkan proses memotong padi yang telah masuk masa panen membutuhkan combine. Dia pun kecewa karena hanya membeli solar sebesar Rp 200 ribu tapi dibikin sulit.
”Beli solar pakai barcode, barcode juga ada. Truk yang bak dilayani, tronton dilayani, truk combine dilarang beli solar terang-terangan,” keluhnya dalam bahasa Jawa.
Area Manager Communication, Relation, and Corporate Social Responsibility (CSR) Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Taufiq Kurniawan belum merespon saat dikonfirmasi Murianews.com, Sabtu (22/3/2025).
Sebelumnya, video viral keluhan sopir truk di SPBU juga terjadi di SPBU Putorejo, Kecamatan Purwodadi.
Dalam video, pembeli ingin membeli solar sebesar Rp 200 ribu, namun petugas menyatakan hanya melayani pembelian sebesar Rp 100 ribu.
Untuk Rp 100 ribunya lagi diarahkan beli Dexlite. Taufiq juga belum merespon saat ditanya terkait kejadian itu.
Editor: Zulkifli Fahmi