Pihak BPBD mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, dalam jarak 8 kilometer dari puncak.
Lebih jauh, masyarakat juga dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena wilayah tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
”Waspada terhadap potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” pungkas Sugiyono.
Murianews, Lumajang – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Sabtu (25/10/2025) malam.
Erupsi berupa letusan asap disertai guguran lava pijar sejauh 2.500 meter dari puncak kawah, mengarah ke sisi tenggara menuju Besuk Kobokan.
Detik-detik luncuran lava pijar terekam jelas oleh kamera pemantau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terpasang di Pos Pantau Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Koordinator Pos Pantau BPBD Curah Kobokan, Sugiyono mengatakan, erupsi terjadi sekitar pukul 22.03 WIB.
”Pukul 22.03 WIB terjadi guguran lava pijar, jarak luncur kurang lebih 2.500 meter dari bukaan kawah yang mengarah ke tenggara,” kata Sugiyono dikutip dari Kompas.com, Minggu (26/10/2025).
Luncuran lava pijar tersebut juga disertai letusan asap tebal setinggi 500 meter yang mengarah ke barat daya.
Meskipun intensitas guguran lava terpantau sering terjadi dalam beberapa hari terakhir, Sugiyono memastikan bahwa jarak luncur lava pijar masih dalam radius aman dari permukiman terdekat.
”Masih jauh dari pemukiman, jadi aman warga tidak perlu panik,” jelasnya.
Status Waspada...
Sugiyono menyatakan status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level Waspada (Level II). Tim di pos pemantauan BPBD Curah Kobokan tetap siaga penuh mengingat intensitas guguran yang tinggi.
Pihak BPBD mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, dalam jarak 8 kilometer dari puncak.
Lebih jauh, masyarakat juga dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena wilayah tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Imbauan ini diperkuat oleh kondisi cuaca saat ini di sekitar Gunung Semeru yang kerap diguyur hujan lebat, meningkatkan risiko terjadinya banjir lahar dingin.
”Waspada terhadap potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” pungkas Sugiyono.