Komplek Situs Perahu Kuno Rembang Kini Punya Museum Mini
Dani Agus
Selasa, 3 Oktober 2023 07:22:00
Murianews, Rembang – Komplek situs perahu kuno di Desa Punjulharjo, Kecamatan/Kabupaten Rembang, Jawa Tengah kini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang bagi para pengunjung. Terbaru, di kawasan bersejarah ini dibangun sebuah museum.
Untuk diketahui, perahu kuno di Desa Punjulharjo itu diperkirakan berasal dari abad ke-7 atau sekitar 100 tahun lebih tua usianya dari Candi Borobudur. Saat ini, perahu kuno itu sudah ditetapkan sebagai salah satu benda cagar budaya.
Perahu kuno tersebut ditemukan di tahun 2008. Penemuan berawal saat lahan perkebunan milik seorang warga akan dibuat menjadi lahan tambak garam karena dirasa kurang menghasilkan.
Museum mini itu dibuat oleh para mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Veteran (Unisvet) Semarang. Museum itu berbentuk gedung sederhana, dengan dinding bagian bawah bata dan atas kayu yang dicat coklat.
Di dalamnya pengunjung bisa melihat sejumlah serpihan keramik kuno dan miniatur situs perahu kuno. Selanjutnya ada perahu kano yang sudah rusak dicat ulang dan banner yang berisi informasi.
Fiqih Ikhsan koordinator KKN di Punjulharjo mengatakan, dia bersama 27 orang mahasiswa merasa informasi di situs perahu kuno masih terbilang minim. Maka dari itu mereka mencetuskan ide untuk membuat museum yang di dalamnya ada beberapa infografis yang menarik dan informatif bagi wisatawan.
Mereka memanfaatkan gedung yang tak terpakai di dekat situs perahu kuno. Gedung itu sebelumnya dipakai untuk gudang dan disulap menjadi museum sederhana namun kreatif dan sangat edukatif.
”Banyak display yang sudah dibuat dari dulu seperti miniatur perahu kuno, tulang kerangka, tali ijuk namun tidak ada tempat untuk menampilkannya. Disitu kami tercetus membuat museum yang dikemas sedemikian rupa untuk memajang barang- barang itu,” ujarnya, dikutip dari laman Pemkab Rembang, Selasa (3/10/2023).
Museum Galeri di Edupark Situs Perahu Kuno ini menerapkan konsep dengan tema maritim. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai elemen yang kami gunakan pada museum ini, seperti contohnya perahu kano, plafon dengan bentuk gelombang, miniatur perahu, dan sebagainya.
”Di dalam museum juga kita tambahkan infografis yang langsung bisa dibaca dan langsung dipahami, jadi untuk pembelajaran. Dan setiap infografis yang ada ada barcode yang bisa discan. Di mana akan mengarahkan ke satu website buatan kami, pengunjung bisa melihat misal animasi kapalnya, animasi mengenai pembuatan petanya di HP,” terangnya.
Ihsan menambahkan, pada perencanaan perancangan dibuat dengan pendekatan sustainable architecture yang berarti penerapan keunggulan green building. Tujuannya untuk meminimalisir dampak negatif pada lingkungan Edupark Situs Perahu Kuno.
”Hal tersebut dapat diterapkan dalam penggunaan bahan, energi, ruang yang efisiensi dan moderasi. Pada penataan isi gallery dibuat sedemikian rupa agar galeri tetap memiliki dimensi dan lebih menarik dalam menyajikan informasi,” imbuhnya.
Museum ini juga menyediakan pojok baca yang bertujuan untuk menampung buku buku yang sudah tidak terpakai agar dapat di baca dan dipinjamkan oleh pengunjung museum. Anak- anak yang berkunjung tak jarang juga tertarik untuk membaca koleksi buku- buku di sana.
”Namun saat ini koleksi bukunya belum banyak. Semoga ke depan bisa semakin bertambah,” pungkasnya.
Murianews, Rembang – Komplek situs perahu kuno di Desa Punjulharjo, Kecamatan/Kabupaten Rembang, Jawa Tengah kini dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang bagi para pengunjung. Terbaru, di kawasan bersejarah ini dibangun sebuah museum.
Untuk diketahui, perahu kuno di Desa Punjulharjo itu diperkirakan berasal dari abad ke-7 atau sekitar 100 tahun lebih tua usianya dari Candi Borobudur. Saat ini, perahu kuno itu sudah ditetapkan sebagai salah satu benda cagar budaya.
Perahu kuno tersebut ditemukan di tahun 2008. Penemuan berawal saat lahan perkebunan milik seorang warga akan dibuat menjadi lahan tambak garam karena dirasa kurang menghasilkan.
Museum mini itu dibuat oleh para mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Veteran (Unisvet) Semarang. Museum itu berbentuk gedung sederhana, dengan dinding bagian bawah bata dan atas kayu yang dicat coklat.
Di dalamnya pengunjung bisa melihat sejumlah serpihan keramik kuno dan miniatur situs perahu kuno. Selanjutnya ada perahu kano yang sudah rusak dicat ulang dan banner yang berisi informasi.
Fiqih Ikhsan koordinator KKN di Punjulharjo mengatakan, dia bersama 27 orang mahasiswa merasa informasi di situs perahu kuno masih terbilang minim. Maka dari itu mereka mencetuskan ide untuk membuat museum yang di dalamnya ada beberapa infografis yang menarik dan informatif bagi wisatawan.
Mereka memanfaatkan gedung yang tak terpakai di dekat situs perahu kuno. Gedung itu sebelumnya dipakai untuk gudang dan disulap menjadi museum sederhana namun kreatif dan sangat edukatif.
”Banyak display yang sudah dibuat dari dulu seperti miniatur perahu kuno, tulang kerangka, tali ijuk namun tidak ada tempat untuk menampilkannya. Disitu kami tercetus membuat museum yang dikemas sedemikian rupa untuk memajang barang- barang itu,” ujarnya, dikutip dari laman Pemkab Rembang, Selasa (3/10/2023).
Museum Galeri di Edupark Situs Perahu Kuno ini menerapkan konsep dengan tema maritim. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai elemen yang kami gunakan pada museum ini, seperti contohnya perahu kano, plafon dengan bentuk gelombang, miniatur perahu, dan sebagainya.
”Di dalam museum juga kita tambahkan infografis yang langsung bisa dibaca dan langsung dipahami, jadi untuk pembelajaran. Dan setiap infografis yang ada ada barcode yang bisa discan. Di mana akan mengarahkan ke satu website buatan kami, pengunjung bisa melihat misal animasi kapalnya, animasi mengenai pembuatan petanya di HP,” terangnya.
Ihsan menambahkan, pada perencanaan perancangan dibuat dengan pendekatan sustainable architecture yang berarti penerapan keunggulan green building. Tujuannya untuk meminimalisir dampak negatif pada lingkungan Edupark Situs Perahu Kuno.
”Hal tersebut dapat diterapkan dalam penggunaan bahan, energi, ruang yang efisiensi dan moderasi. Pada penataan isi gallery dibuat sedemikian rupa agar galeri tetap memiliki dimensi dan lebih menarik dalam menyajikan informasi,” imbuhnya.
Museum ini juga menyediakan pojok baca yang bertujuan untuk menampung buku buku yang sudah tidak terpakai agar dapat di baca dan dipinjamkan oleh pengunjung museum. Anak- anak yang berkunjung tak jarang juga tertarik untuk membaca koleksi buku- buku di sana.
”Namun saat ini koleksi bukunya belum banyak. Semoga ke depan bisa semakin bertambah,” pungkasnya.