Menlu Retno Walk Out saat Debat Terbuka di DK PBB, Ini Sebabnya
Dani Agus
Jumat, 26 Januari 2024 10:13:00
Murianews, Kudus – Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-bangsa (DK PBB) menggelar debat terbuka di New York, Amerika Serikat (AS), pada Selasa (23/1/2024). Acara ini diwarnai aksi walk out Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat Duta Besar Israel untuk AS dan PBB Gilad Erdan menyampaikan pidato.
Tak hanya Retno, sejumlah diplomat lainnya juga disebut melakukan walk out saat perwakilan Israel itu berpidato di DK PBB. Berdasarkan video yang beredar, Menlu Retno dan sejumlah diplomat melakukan walkout atau keluar dari ruangan pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Saat dimintai konfirmasi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal membenarkan walk out yang dilakukan Menlu Retno saat perwakilan Israel berbicara di forum tersebut.
”Menlu Retno dan ketua delegasi sejumlah negara lainnya keluar dari ruangan saat watap Israel menyampaikan statement-nya,” kata Lalu, Kamis (25/1/2024), dilansir dari Detik.com.
Retno mendesak agar DK PBB segera bertindak karena semakin meningkatnya korban tewas maupun yang kelaparan di Palestina. Selain itu, ia mendorong semua pihak untuk menghormati hukum internasional, termasuk di Gaza.
”Saya juga bertanya di depan Dewan Keamanan PBB apakah lebih dari 25 ribu nyawa yang telah melayang ditambah dengan semakin banyaknya yang sekarat karena kelaparan dan kedinginan, termasuk bayi dan anak-anak masih terlalu sedikit untuk kita segera bertindak? Saya tekankan semua dari kita memiliki tanggung jawab untuk menghormati hukum humaniter internasional tanpa kecuali, termasuk situasi di Gaza,” tegas Retno, kala masih mengikuti jalannya sidang PBB tersebut.
Retno juga menyoroti aksi militer yang meluas di luar Gaza dan ancaman perang di kawasan Timur Tengah. Oleh karenanya, Menlu mendesak adanya gencatan senjata permanen antara Israel dan Palestina.
”Pentingnya terciptanya gencatan senjata segera dan permanen. Ini akan menjadi game changer untuk segala hal,” kata Retno.
Retno sebelumnya juga bersuara keras menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menentang pembentukan negara Palestina. Ia mengingatkan pentingnya untuk terus mendukung upaya senior humanitarian and reconstruction coordinator membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza.
”Pernyataan ini sangat berbahaya dan tidak dapat diterima karena mengkonfirmasi tujuan Israel sesungguhnya yaitu menghilangkan Palestina dari peta dunia. Apakah Dewan Keamanan PBB akan terus tinggal diam menghadapi maksud Israel tersebut?” kata Retno dalam YouTube MoFA Indonesia, Rabu (24/1/2024).



