Jokowi Tegaskan Pentingnya Penggunaan Produk Dalam Negeri
Dani Agus
Rabu, 10 Juli 2024 15:49:00
Murianews, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masalah serapan anggaran dan rendahnya penggunaan produk dalam negeri. Ia mengungkapkan, saat ini penggunaan produk dalam negeri oleh kabupaten dan kota masih sangat rendah.
”Penggunaan produk dalam negerinya masih 41 persen untuk kabupaten dan kota, 41 persen, masih kecil. Artinya, selain itu berarti produk-produk impor,” ujar Presiden Jokowi, saat meresmikan Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (10/07/2024).
Presiden mengingatkan bahwa sulit mengumpulkan penerimaan negara dari berbagai sumber seperti pajak, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), royalti, dan dividen. ”Ini perlu saya ingatkan, beli produk-produk kita sendiri. Saya ingatkan. Mengumpulkan anggarannya itu sangat sulit sekali. Jadi gunakan 100 persen untuk pengadaan barang dan jasa itu produk-produk dalam negeri,” tegasnya, dilansir dari laman Setkab.
Untuk itu, Jokowi menekankan kepada seluruh pemerintah daerah untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasanya.
Presiden menyampaikan, Indonesia telah menghadapi periode lima tahun yang tidak mudah, sangat sulit, dan penuh tantangan. Indonesia sudah menghadapi, baik krisis kesehatan, krisis ekonomi, krisis pangan, krisis keuangan, hingga krisis kemanusiaan.
”Tapi kita patut bersyukur bahwa negara kita mampu bertahan dari hambatan-hambatan, tantangan-tantangan yang ada. Dan, ekonomi kita masih tumbuh 5,11 persen di kuartal pertama tahun 2024,” katanya.
Selain itu, inflasi pada bulan Juni berhasil dikendalikan pada angka 2,5 persen. Hal ini menurutnya berkat kerja sama erat antara pemerintah pusat dan daerah.
Presiden Jokowi juga menyoroti kenaikan World Competitiveness Ranking Indonesia yang naik menjadi posisi 27. Untuk itu, ia kembali menekankan pentingnya kecepatan dalam pelayanan publik, mobilitas barang dan orang untuk memenangkan kompetisi antarnegara.
Murianews, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masalah serapan anggaran dan rendahnya penggunaan produk dalam negeri. Ia mengungkapkan, saat ini penggunaan produk dalam negeri oleh kabupaten dan kota masih sangat rendah.
”Penggunaan produk dalam negerinya masih 41 persen untuk kabupaten dan kota, 41 persen, masih kecil. Artinya, selain itu berarti produk-produk impor,” ujar Presiden Jokowi, saat meresmikan Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (10/07/2024).
Presiden mengingatkan bahwa sulit mengumpulkan penerimaan negara dari berbagai sumber seperti pajak, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), royalti, dan dividen. ”Ini perlu saya ingatkan, beli produk-produk kita sendiri. Saya ingatkan. Mengumpulkan anggarannya itu sangat sulit sekali. Jadi gunakan 100 persen untuk pengadaan barang dan jasa itu produk-produk dalam negeri,” tegasnya, dilansir dari laman Setkab.
Untuk itu, Jokowi menekankan kepada seluruh pemerintah daerah untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasanya.
Presiden menyampaikan, Indonesia telah menghadapi periode lima tahun yang tidak mudah, sangat sulit, dan penuh tantangan. Indonesia sudah menghadapi, baik krisis kesehatan, krisis ekonomi, krisis pangan, krisis keuangan, hingga krisis kemanusiaan.
”Tapi kita patut bersyukur bahwa negara kita mampu bertahan dari hambatan-hambatan, tantangan-tantangan yang ada. Dan, ekonomi kita masih tumbuh 5,11 persen di kuartal pertama tahun 2024,” katanya.
Selain itu, inflasi pada bulan Juni berhasil dikendalikan pada angka 2,5 persen. Hal ini menurutnya berkat kerja sama erat antara pemerintah pusat dan daerah.
Presiden Jokowi juga menyoroti kenaikan World Competitiveness Ranking Indonesia yang naik menjadi posisi 27. Untuk itu, ia kembali menekankan pentingnya kecepatan dalam pelayanan publik, mobilitas barang dan orang untuk memenangkan kompetisi antarnegara.