Rabu, 19 November 2025

Saat mengawali acara, Anis Sholeh Ba’asyin mengingatkan betapa orang sering lupa bahwa aktor kunci semua permasalahan di dunia adalah manusia itu sendiri dengan tafsir dan narasi yang dibangunnya.

”Kecuali memang ada niat buruk yang jelas, bahkan ketika berniat baik pun yang sering dilupakan manusia adalah pengaruh dari situasi zaman yang membentuk dan mempengaruhi tafsir dan narasi yang dibangunnya,” jelas Anis.

Kita tahu bahwa saat pra kemerdekaan sampai setidaknya beberapa waktu setelah kemerdekaan, sudut pandang kolonial sangat dominan menguasai narasi sejarah kita; sehingga tanpa sadar sejarah yang kita terima seperti melompati peran kerajaan atau kesultanan muslim yang pernah ada dalam membentuk kesadaran keIndonesiaan, demikian jelas Anis.

”Sejarah adalah estafet dari satu generasi ke generasi berikutnya. Estafet itu terutama menyangkut sistem sosial, ekonomi, politik dan budaya. Dengan adanya lompatan, kita gagap untuk menyambung keberadaan kita dengan masa lampau,” sambung Anis.

Namun sekarang ini memori tentang capaian seperti itu seakan menghilang. ”Ini tentu harus dikaji ulang agar para pencapaian leluhur dapat dilanjutkan oleh generasi masa kini,” imbuhnya.

Topik itupun terlihat begitu menarik para warga yang datang secara langsung ke Rumah Adab Indonesia Mulia maupun lewat platform media sosial YouTube. Ratusan orang tampak terlarut dalam ngaji budaya yang dimeriahkan oleh kelompok musik Sampak GusUran tersebut.

 

Komentar