”Alat NS1 masih kami gunakan untuk diagnosis DBD. Biasanya pasien yang demam dan ada gejala DBD kami periksa dulu dengan NS1 apakah ada gejala mengarah ke DBD atau tidak,” katanya, Selasa (24/12/2024).
”Keberadaan alat NS1 ini membantu kami untuk mengecek gejala DBD,” imbuhnya.
”Alat NS1 masih ada dan masih kami gunakan apabila ada pasien yang bergejala DBD. Kami cek dengan alat tersebut,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah, termasuk kudus meningkat seiring masuknya musim hujan. Kondisi ini, menyebabkan penuhnya rumah sakit di sejumlah daerah karena lonjakan kasus DBD.
Mengantisipasi kondisi itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Nuryanto menyarankan agar masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatannya ke puskesmas terlebih dahulu. Hal itu sebagai antisipasi agar rumah sakit tidak membludak.
”Kami sarankan agar periksa ke puskesmas dulu untuk penegakan diagnosis DBD. Di puskesmas sudah ada alat NS1 untuk DBD. Kalau langsung ke rumah sakit dikhawatirkan membludak,” katanya, Selasa (24/12/2024).
Ia menambahkan, ketersediaan alat NS1 sudah ada di seluruh puskesmas di Kabupaten Kudus. Alat tersebut berfungsi menegakkan diagnosis penyakit DBD.
”Masyarakat bisa ke puskesmas dulu agar diperiksa menggunakan NS1. Kecuali kondisinya sudah gawat bisa langsung dibawa ke rumah sakit,” sambungnya.
Ia tidak menampik saat ini sedang musim DBD. Menurutnya, salah satu penyebabnya yakni karena perubahan musim kemarau menjadi musim hujan.
”Cuaca saat ini kan panas terus hujan. Daya tahan masyarakat menurun sehingga mudah terjangkit DBD,” terangnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Undaan Ahmad muhammad mengatakan alat tes DBD bernama NS1 sudah tersedia di puskesmas. Alat tersebut sampai saat ini masih difungsikan sebagai diagnosis DBD.
Untuk Diagnosis DBD...
”Alat NS1 masih kami gunakan untuk diagnosis DBD. Biasanya pasien yang demam dan ada gejala DBD kami periksa dulu dengan NS1 apakah ada gejala mengarah ke DBD atau tidak,” katanya, Selasa (24/12/2024).
Ia menambahkan alat tes DBD bernama NS1 itu dapat memunculkan hasil diagnosa secara langsung. Sehingga dapat diketahui pasien tersebut mengidap DBD atau tidak.
”Keberadaan alat NS1 ini membantu kami untuk mengecek gejala DBD,” imbuhnya.
Kepala Puskesmas Jati Darini mengatakan alat NS1 juga tersedia di instansinya. Alat tersebut masih difungsikan untuk mendiagnosis pasien DBD.
”Alat NS1 masih ada dan masih kami gunakan apabila ada pasien yang bergejala DBD. Kami cek dengan alat tersebut,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus DBD di RS Sarkies Aisyiyah Kudus mencapai 50 persen dari total pasien yang dirawat inap. Direktur RS Sarkies Aisyiyah Kudus, dr Hendra Octavianto mengatakan, jumlah pasien yang dirawat di RS Sarkies Aisyiyah Kudus yakni sebanyak 108 orang atau 99,91 persen dari total 115 tempat tidur yang tersedia. Dari jumlah itu sebanyak 50 persen terjangkit penyakit DBD.
Editor: Dani Agus