Jemaah haji Indonesia berusia seabad ini adalah Awan Dahlan, warga Tapak Moge Timur, Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah. Awan Dahlan berangkat haji bersama istrinya, Anan Dahniar yang sudah berusia 95 tahun.
Untuk diketahui, awan adalah sapaan hormat dalam Bahasa Gayo untuk memanggail kakek, sedangkan anan sebutan untuk nenek.
Saat ditemui di rumahnya pada 29 April 2025, keduanya baru saja pulang dari puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) untuk suntik vaksin. Menurut pengakuan Awan Dahlan, dari hasil pemeriksaan kesehatan, tidak ada penyakit serius yang dideritanya.
Di usianya yang renta, Awan Dahlan masih tampak bugar, sehari-hari ia masih rutin ke kebun kopinya. Matanya terang, hanya sesekali memakai kacamata untuk membaca dan masih mengendarai motor ke kebunnya.
Berbicara dengannya tidak harus berteriak, ia masih mendengar jelas. ”Yang lupa Bapak ni, ingatannya. kune kase, iso (entah gimana nanti, di sana-Arab),” ucap Dahniar.
Murianews, Kudus – Jemaah haji Indonesia tahun 2025 masih banyak yang masuk kategori lanjut usia atau lansia. Bahkan, ada satu jemaah haji yang usianya mencapai 100 tahun atau seabad.
Jemaah haji Indonesia berusia seabad ini adalah Awan Dahlan, warga Tapak Moge Timur, Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah. Awan Dahlan berangkat haji bersama istrinya, Anan Dahniar yang sudah berusia 95 tahun.
Pasutri yang sudah sangat sepuh (tua) ini dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada 20 Mei 2025 mendatang.
Untuk diketahui, awan adalah sapaan hormat dalam Bahasa Gayo untuk memanggail kakek, sedangkan anan sebutan untuk nenek.
Saat ditemui di rumahnya pada 29 April 2025, keduanya baru saja pulang dari puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) untuk suntik vaksin. Menurut pengakuan Awan Dahlan, dari hasil pemeriksaan kesehatan, tidak ada penyakit serius yang dideritanya.
”Nggak ada, katanya (dokter), Nggak apa-apa,” kata Dahlan yang merupakan jemaah haji tertua di Aceh tahun ini, dilansir dari laman Kemenag, Rabu (14/5/2025).
Di usianya yang renta, Awan Dahlan masih tampak bugar, sehari-hari ia masih rutin ke kebun kopinya. Matanya terang, hanya sesekali memakai kacamata untuk membaca dan masih mengendarai motor ke kebunnya.
Berbicara dengannya tidak harus berteriak, ia masih mendengar jelas. ”Yang lupa Bapak ni, ingatannya. kune kase, iso (entah gimana nanti, di sana-Arab),” ucap Dahniar.
Siap Berangkat ke Tanah Suci...
Tapi lupa ingatannya tidak parah, tidak sampai demensia yang membuatnya lupa arah rumah atau kebunnya.
Meski demikian, pasangan sepuh ini mengaku sudah siap untuk berangkat ke Tanah Suci. Semua persyaratan sudah diselesaikan, bimbingan manasik tidak pernah alpa dihadirinya. Program senam lansia di puskesmas juga diikutinya.
”Alhamdulillah, lahir batin” kata Dahniar ibu sembilan anak itu.
Awan Dahlan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 Embarkasi Aceh. Ia akan berangkat bersama jemaah lainnya dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Banda Aceh.
”Alhamdulillah bisa mengunjungi kakbah tiga kali. Berkah umur, Alhamdulillah," ujar kakek 12 bersaudara ini.
Sebelumnya, Dahlan sudah pernah melakukan umrah bersama istrinya. Setelah dua kali menginjakkan kaki di tanah suci, Awan dan Anan ini baru terpikir untuk mendaftar haji.
Keduanya mendaftar haji dari hasil kebun. Begitu pun umrah. Meski pun masih memiliiki beberapa petak sawah warisan di kampungnya, Atang Jungket, Kecamatan Bies Aceh Tengah, Dahlan mengaku dana yang digunakan untuk mendaftar haji semuanya dari hasil kebun kopi.
”Semuanya kebun, izin Allah. Dari kopi semuanya, kumpul-kumpul kami,” katanya.
Baru Mendaftar Lima Tahun Lalu...
Pasangan sepuh ini sebenarnya tidak menyangka akan berangkat haji tahun ini, karena baru mendaftar haji 5 tahun lalu. Namun takdir berkata lain, mereka termasuk dalam kuota prioritas khusus jemaah lansia.
Mungkin ini jawaban dari doa-doa Anan Dahniar setiap kali salat, baik di rumahnya maupun di Makkah dan Madinah ketika umrah.
”Habis ini, panggil ya Allah. Mudahkan rezeki ku, ya Allah. Gitu tiap salat,” ucap nenek tujuh bersaudara itu.
Awan Dahlan dan istrinya mendaftar haji pada November 2019. Kalau saja tidak masuk dalam prioritas lansia, ia harus menunggu hingga tahun 2044 untuk berangkat haji.
”Lama antrian jemaah haji Aceh yang mendaftar tahun 2019 mencapai 25 tahun,” ujar Azhari, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Aceh.
Azhari menjelaskan, sesuai KMA Nomor 1196 tahun 2024 tentang Kuota Haji Reguler Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, Aceh mendapatkan 219 kuota khusus lansia pada tahun 2025.
”Dari 4.378 kuota untuk Aceh tahun ini, 219 nya diprioritaskan untuk lansia,” sambung Azhari.
Prioritas untuk lansia ini, kata Azhari, disusun secara urut dari usia paling tua melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
”Syaratnya, sudah mendaftar haji paling kurang 5 tahun,” ucap Azhari.
Kategori Lansia...
Menurut Azhari, meski secara umum, seseorang yang berusia 65 tahun ke atas sudah termasuk kategori lansia, namun karena keterbatasan kuota, prioritas diberikan kepada yang lebih tua.
”Cuma karena masih banyak yang di atas 80, yang 70 belum masuk. Secara kategori sudah masuk lansia. Tapi karena kuota lansia 219 orang, 80 tahun ke atas sudah terpenuhi,” ujarnya.
Meski kuota prioritas untuk berangkat hanya 219 orang, Azhari menerangkan, ada 1.168 jemaah haji Aceh tahun 2025 yang termasuk dalam kategori lansia.
”Lansia paling banyak, di rentang umur 65 sampai 75 tahun, hampir 800 orang,” ujarnya.