Kamis, 20 November 2025

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, bahwa proporsi rumah tangga terhadap akses air minum layak secara nasional rata-rata pada 2022 masih di angka 44,94 persen. Artinya, lebih dari setengah rumah tangga di Indonesia belum memiliki akses air minum yang optimal.

”Anak-anak yang tinggal di wilayah dengan akses air kotor berisiko lima kali lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan mereka yang memiliki akses air bersih,” tambah Renni.

LKNU Kudus mendorong implementasi Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM) yang mencakup 5 pilar utama. Yakni:

  1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
  2. Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Mengalir
  3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
  4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga
  5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga

LKNU Kudus merekomendasikan beberapa program intervensi prioritas:

  • Pembangunan Akses Air Bersih: Sumur bor komunal, sistem penyaringan air sederhana, dan depot air minum aman
  • Edukasi Kebersihan: Kampanye cuci tangan pakai sabun dan pelatihan pengolahan air rumah tangga
  • Perbaikan Sanitasi Lingkungan: Pembangunan toilet sehat dan sistem pengelolaan sampah
  • Kolaborasi Multi-Sektor: Kemitraan pemerintah-swasta dan pemberdayaan masyarakat.

Sebagai contoh nyata, program kolaborasi di Desa Talonang Baru, Kabupaten Sumbawa Barat, berhasil menurunkan kasus stunting dari 3 anak menjadi 1 anak di TK Bariri setelah pembangunan fasilitas air bersih.

Indonesia Bebas Stunting 2030... 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler