Konser dongeng dihadiri guru dan siswa dari tujuh lembaga pendidikan TK. Yaitu, TK Pertiwi Desa Kentengsari, TK Dharma Wanita Desa Karanglangu, TK Dharma Wanita Desa Panimbo, TK Dharma Wanita 2 dari Desa Padas.
Kemudian, ada TK PGRI 2 Desa Padas, serta 2 lembaga pendidikan TK dari Desa Klitikan, yaitu TK Dharma Wanita dan TK Masyitoh.
Total peserta yang hadir dalam konser dongeng ini sebanyak 120 anak. Mereka tampak terhibur dengan cerita yang disajikan oleh pendongeng dengan beragam tema.
Selain menuturkan sebuah cerita, para pendongeng juga menjalin interaksi aktif dengan anak TK yang hadir.
Ketua Yayasan INDORA Grobogan Taufieq Uwaidha mengatakan, mendongeng adalah salah satu tradisi tutur yang saat ini semakin jarang dan mungkin sulit dilakukan.
Baik oleh para orang tua, guru, atau pengasuh anak lainnya di dalam menyampaikan pesan-pesan moral, kecintaan akan budaya dan kearifan lokal maupun nilai-nilai dan norma sosial lainnya.
Murianews, Grobogan – Yayasan Indonesia Ramah Anak (INDORA) Grobogan bersama dengan DOBABA (Dolanan Bareng-Bareng) Kota Purwodadi menggelar Konser Dongeng di Kecamatan Kedungjati, Grobogan, Jawa Tengah, pada Sabtu (4/10/2025).
Konser dongeng dihadiri guru dan siswa dari tujuh lembaga pendidikan TK. Yaitu, TK Pertiwi Desa Kentengsari, TK Dharma Wanita Desa Karanglangu, TK Dharma Wanita Desa Panimbo, TK Dharma Wanita 2 dari Desa Padas.
Kemudian, ada TK PGRI 2 Desa Padas, serta 2 lembaga pendidikan TK dari Desa Klitikan, yaitu TK Dharma Wanita dan TK Masyitoh.
Total peserta yang hadir dalam konser dongeng ini sebanyak 120 anak. Mereka tampak terhibur dengan cerita yang disajikan oleh pendongeng dengan beragam tema.
Ada beberapa pendongeng yang hadir dalam konser dongeng di kantor sekretariat Yayasan INDORA di Desa/Kecamatan Kedungjati itu. Yakni, Kak Ofi, Kak Dini dan Kak Erwin.
Selain menuturkan sebuah cerita, para pendongeng juga menjalin interaksi aktif dengan anak TK yang hadir.
Ketua Yayasan INDORA Grobogan Taufieq Uwaidha mengatakan, mendongeng adalah salah satu tradisi tutur yang saat ini semakin jarang dan mungkin sulit dilakukan.
Baik oleh para orang tua, guru, atau pengasuh anak lainnya di dalam menyampaikan pesan-pesan moral, kecintaan akan budaya dan kearifan lokal maupun nilai-nilai dan norma sosial lainnya.
Kuatnya Pengaruh Teknologi...
Namun saat ini, tradisi atau budaya mendongeng ini semakin ditinggalkan seiring dengan semakin kuatnya pengaruh teknologi informasi dan media sosial secara digital.
Budaya tutur menjadi terpinggirkan karena tidak lagi menarik, tema dan alur ceritanya juga monoton dan membosankan bagi anak.
”Permasalahan di atas menjadi keprihatinan sekaligus tantangan. Terkait dengan kondisi itu, kami kemudian mencoba untuk memperkenalkan dongeng sebagai media alternatif dalam konteks pengasuhan anak dengan menggelar Konser Dongeng yang ditujukan bagi anak-anak TK se-Kecamatan Kedungjati,” jelasnya.
Konser Dongeng Yayasan INDORA dan DOBABA ini akan dilakukan dalam 3 (tiga) rangkaian kegiatan yang dimulai pada Sabtu kemarin. Kemudian, Konser Dongeng kedua dilaksanakan tanggal 25 Oktober dan terakhir pada tanggal 15 November 2025.
Pelaksanaan kegiatan sebanyak tiga kali tersebut setelah berkonsultasi dengan Kepala Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Kedungjati.
Di mana kegiatan Konser Dongeng ini akan melibatkan 25 lembaga pendidikan TK yang ada di Kecamatan Kedungjati dengan jumlah peserta didiknya mencapai 733 anak.