Antisipasi Kecelakaan Laut, Kapal di Jepara Diminta Dilengkapi Peralatan Ini
Faqih Mansur Hidayat
Jumat, 16 Juni 2023 19:26:47
Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta menyadari laut Jepara memiliki lalu lintas kapal yang cukup ramai di wilayah pantai utara Jawa. Sehingga peran navigasi serta sarana prasarananya menjadi penting. Khususnya dari Jepara menuju Karimunjawa dan sebaliknya.
Sebagai destinasi wisata unggulan Jepara, Pj Bupati berharap perjalanan kapal dari dan menuju Karimunjawa dapat dipantau dengan aman melalui Stasiun Radio Pantai (SROP) Jepara dan SROP Karimunjawa.
Baca: Kapal Tanpa Awak Terbalik di Perairan Karimunjawa Jepara”Kapal rakyat wajib memiliki AIS (Automatic Identification System, red) agar dapat dipantau, berikan sosialisasi semua kapal di perairan Jepara wajib memiliki AIS,” tegasnya, Jumat (16/6/2023).
Edy menyayangkan banyaknya kapal rakyat yang belum memiliki sistem kenavigasian yang tepat. Hal tersebut menyebabkan sulitnya pemantauan dan pencegahan kapal hilang dan kapal yang tenggelam di perairan Jepara.
Ia juga menyesalkan awak kapal yang telah memiliki fasilitas AIS namun sering mematikan sistem tersebut.
”Kami mohon bimbingannya, terutama mengenai peralatan navigasi yang memadai bagi kapal rakyat,” tutur Edy.Dari data yang dimilikinya, setiap hari ada kurang lebih 5.000 kapal yang melintas di wilayah perairan Jepara dan sekitarnya. Oleh sebab itu peran navigasi amat penting dalam mengatur lalu lintas kapal dan memantau kapal yang melintas.
Baca: Kapal Tongkang Pengangkut Kayu Kandas di Pantai Pungkruk JeparaDi Jepara sendiri terdapat tiga menara suar milik Kemenhub masing-masing di Pulau Panjang, Pulau Mandalika dan Pulau Nyamuk. Ketiga menara suar tersebut masih aktif dan selalu dijaga oleh petugas yang berwenang.Pentingnya navigasi itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi ketika ada kecelakaan laut. Mengingat, banyak kecelakaan laut di Perairan Jepara yang dialami nelayan kecil yang jarang memiliki peralatan navigasi yang mumpuni. Editor: Supriyadi
Murianews, Jepara – Banyaknya kasus kecelakaan laut di perairan Jepara, Jawa Tengah, membuat seluruh pelaut harus lebih waspada. Pihak pemerintah daerah bahkan mengintruksikan agar kapal atau perahu milik rakyat mesti dilengkapi dengan peralatan navigasi.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta menyadari laut Jepara memiliki lalu lintas kapal yang cukup ramai di wilayah pantai utara Jawa. Sehingga peran navigasi serta sarana prasarananya menjadi penting. Khususnya dari Jepara menuju Karimunjawa dan sebaliknya.
Sebagai destinasi wisata unggulan Jepara, Pj Bupati berharap perjalanan kapal dari dan menuju Karimunjawa dapat dipantau dengan aman melalui Stasiun Radio Pantai (SROP) Jepara dan SROP Karimunjawa.
Baca: Kapal Tanpa Awak Terbalik di Perairan Karimunjawa Jepara
”Kapal rakyat wajib memiliki AIS (Automatic Identification System, red) agar dapat dipantau, berikan sosialisasi semua kapal di perairan Jepara wajib memiliki AIS,” tegasnya, Jumat (16/6/2023).
Edy menyayangkan banyaknya kapal rakyat yang belum memiliki sistem kenavigasian yang tepat. Hal tersebut menyebabkan sulitnya pemantauan dan pencegahan kapal hilang dan kapal yang tenggelam di perairan Jepara.
Ia juga menyesalkan awak kapal yang telah memiliki fasilitas AIS namun sering mematikan sistem tersebut.
”Kami mohon bimbingannya, terutama mengenai peralatan navigasi yang memadai bagi kapal rakyat,” tutur Edy.
Dari data yang dimilikinya, setiap hari ada kurang lebih 5.000 kapal yang melintas di wilayah perairan Jepara dan sekitarnya. Oleh sebab itu peran navigasi amat penting dalam mengatur lalu lintas kapal dan memantau kapal yang melintas.
Baca: Kapal Tongkang Pengangkut Kayu Kandas di Pantai Pungkruk Jepara
Di Jepara sendiri terdapat tiga menara suar milik Kemenhub masing-masing di Pulau Panjang, Pulau Mandalika dan Pulau Nyamuk. Ketiga menara suar tersebut masih aktif dan selalu dijaga oleh petugas yang berwenang.
Pentingnya navigasi itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi ketika ada kecelakaan laut. Mengingat, banyak kecelakaan laut di Perairan Jepara yang dialami nelayan kecil yang jarang memiliki peralatan navigasi yang mumpuni.
Editor: Supriyadi