Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jepara – Angka kebakaran lahan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah terbilang tinggi. Buktinya, sejak delapan bulan terakhir, jumlah kebakaran lahan mencapai 14 titik.

Kasi Damkar pada Satpol PP dan Damkar Kabupaten Jepara, Surana meynebutkan, sepanjang tahun ini kebakaran di Kota Ukir sudah mencapai 75 kasus. Empat belas di antaranya adalah kebakaran lahan. Sisanya yaitu kebakaran di gudang mebel, rumah, kios dan gudang-gudang industri lainnya.

“Kebakaran lahan kosong dan hutan rata-rata di Kecamatan Kota (Jepara, red), Nalumsari dan Mlonggo. Seperti lahan tebu, semak-semak dan bambu,” ungkap Surana saat ditemui Murianews.com, Kamis (24/8/2023).

Surana menjelaskan, kebakaran lahan atau hutan itu biasanya diakibatkan sambaran api dari sampah yang dibakar warga. Biasanya, warga memang suka membakar bekas tanaman di lahan mereka. Karena ada angin kencang, api menyambar ke lahan di sekitarnya.

Pihaknya mengimbau agar warga tidak membakar apapun sembarangan di lahan kosong atau hutan. Sebab, bukan tidak mungkin api bisa menjalar ke permukiman.

“Potensi (Kebakaran lahan dan hutan, red) 20 persen dari total kejadian,” sebut Surana.

Sementara kebakaran yang terjadi selain di lahan kosong atau hutan, misalnya di gudang industri, Surana menilai bahwa alat kelengkapan pemadam kebakaran tidak sesuai standar. Sehingga, pemadaman menjadi tak bisa maksimal dan api justru merambat cepat.

“Biasanya harga alat pemadamnya murah. Alat yang digunakan tidak tepat,” jelas dia.

Selain itu, tak jarang karyawan yang ditugasi memadamkan api tidak cukup cekatan karena kurang terlatih. Di sisi lain, informasi yang datang kepada pihak Pemadam Kebakaran juga sering terlambat.


Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler