Soal Nasib Bank Jepara Artha, Ini Kata Ekonom Unisnu Jepara
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 6 Januari 2024 14:06:00
Murianews, Jepara – Nasib PT BPR Bank Jepara Artha membuat banyak pihak ketar-ketir. Pasalnya, upaya penyehatan bank pelat merah itu sulit memulihkan diri menjadi bank dalam kondisi sehat seperti semula.
Hingga saat ini, sekitar empat ribu nasabah mengantre untuk menarik simpanannya. Nasabah yang mengambil antrean pada awal Januari mendapatkan jatah mengambil uangnya pada awal Februari 2024. Pihak Bank Jepara Artha pun membatasi penarikan maksimal sehari seratus nasabah dengan jumlah penarikan maksimal Rp 10 juta per rekening. Jika ingin menarik uang lebih banyak, nasabah harus mengambil antrean lagi.
Sejak isu kebangkrutan itu muncul pada pertengahan Desember 2023 lalu, hingga kini sudah lebih dari Rp 50 miliar uang yang ditarik nasabah.
Salah satu ekonom Unisnu Jepara Rifqy Roosdhani menilai, saat ini sudah terjadi rush atau penarikan uang tunai secara serentak dan besar-besaran pada Bank Jepara Artha. Menurutnya, situasi itu sebagai bahayanya sentimen negatif terhadap kesehatan bank tersebut.
”Menurut dari sisi marketing, itu memang harus sangat dijaga. Karena sentimen negatif itu dampaknya ke rush. Kalau dikuras, perusahaan memang berat,” terang Rifqy, Rabu (20/12/2023).
Menurut Rifqy, jika rush itu benar-benar terjadi, maka akan mengerikan. Jika itu memang terjadi, maka pihak bank akan kesulitan mengembalikan ke situasi semula.
Kekhawatiran yang sama juga muncul di benak Ekonom Unisnu Jepara Aida Nahar. Dia melihat situasi tersebut cukup riskan. Apalagi saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan Bank Jepara Artha sebagai bank dalam penyehatan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara pun telah membentuk tim penyehatan yang diketuai oleh Hery Yulianto, Asisten II Sekda Jepara. Sedangkan anggotanya terdiri dari Direktur Utama Bank Jepara Artha Jhendik Handoko, Kepala satuan kerja audit internal Bank Jepara Artha, Dirut BPR BKK Jepara, Dirut BPR BKK Kendal, Dirut BPR BKK Blora dan Ketua DPD Perbamida Jateng dan DIY. Tim ini secara serius dibentuk untuk menyelamatka Bank Jepara Artha dari jurang kebangkrutan.
Dalam kondisi penyehatan, lanjut Aida, peran tim penyehatan yang sudah terbentuk sangat vital. Tim harus memastikan langkah-langkah yang diambil bisa strategis untuk menyelamatkan Bank Jepara Artha. Selain itu, pemerintah daerah harus mendukung penuh tim itu agar bisa bekerja dengan solid. Tim ini harus bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat.
”Mengembalikan kepercayaan itu butuh waktu. Berapa lama tergantung kepengurusannya. Dari pengalaman, itu butuh waktu yang lama. Bisa sampai lima atau sepuluh tahun,” ucap Aida, Jumat (29/12/2023).
Sementara itu, para nasabah juga terus harap-harap cemas. Tiya, nasabah Desa Bapangan, Kecamatan Jepara bahkan sudah kapok menyimpan uang di Bank Jepara Artha. Padahal, dia dan keluarganya sudah puluhan tahun menaruh kepercayaan pada bank milik Pemkab Jepara itu.
Editor: Dani Agus



