Rabu, 19 November 2025

Nasabah mengambil nomor antrean untuk penarikan uang di kantor pusat Bank Jepara Artha. (Murianews/Faqih Mansyur Hidayat)

Murianews, Jepara – Kondisi keuangan PT BPR Bank Jepara Artha makin hari makin mengkhawatirkan. Bahkan untuk menjaga likuiditas saja, Bank Jepara Artha harus menjual aset.

Sekretaris Tim Penyehatan Bank Jepara Artha Yeni Yahya Hasan Ahmad Shofi menyampaikan, bahwa upaya penyehatan bank terus dilakukan. Beberapa aset bahkan sudah dijual untuk memastikan likuiditas tetap terjaga.

”Agar tidak terjadi likuiditas, sejumlah aset mobil sudah dijual. Ada Inova, ada Mobilio dan upaya takeover kredit ke bank lain,” jelas Yeni kepada Murianews.com, Rabu (10/1/2024).

Yeni menyebutkan, hingga akhir Desember 2023 total nilai aset yang dimiliki Bank Jepara Artha sebesar Rp 259 miliar. Sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak menarik simpanannya secara masif.

Meski sejumlah aset sudah mulai dijual, Bank Jepara Artha belum melakukan pengurangan karyawan. Namun, gaji karyawan tidak diberikan secara tunai. Melainkan dimasukan ke dalam rekening terhitung sebagai tabungan karyawan di Bank Jepara Artha.

Langkah lain yang dilakukan untuk menyehatkan bank berpelat merah itu, dengan melakukan penagihan kredit macet. Upaya penagihan kredit macet ini dibebankan kepada direksi yang telah dinonaktifkan. Yaitu direktur utama dan direktur bisnis. Kini roda perbankan Bank Jepara Artha dijalankan direktur kepatuhan.

Selama dua hari ke depan, lanjut Yeni, tim berada di Kota Klaten. Tim berupaya menagih uang kepada debitur yang bermasalah.

”Terhadap kredit macet, tetap diberikan tanggung jawab penagihan kepada mereka (direksi non aktif),” kata Yeni.

Tim penyehatan Bank Jepara Artha yang dibentuk pemerintah Kabupaten Jepara, juga berupaya untuk mencari investor untuk penyelesaian likuiditas. Langkah ini dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Editor: Dani Agus

Komentar

Terpopuler