Bulog Akui Harga Beras di Jepara Naik, Siapkan Dua Strategi

Faqih Mansur Hidayat
Rabu, 21 Februari 2024 11:38:00

Murianews, Jepara – Bulog (Badan Urusan Logistik) Cabang Pati mengakui harga beras di wilayah Jepara, Jawa Tengah dan sekitarnya naik dan belum bisa dikendalikan. Bulog akan berupaya mengendalikan harga beras ini.
Hardiansyah, Kepala Bulog Cabang Pati menjelaskan, penyebab kenaikan harga beras diakibatkan belum adanya panen raya di wilayah yang menjadi lumbung padi. Beberapa wilayah yang sudah panen, jumlahnya masih sedikit, sehingga belum bisa menurunkan harga beras di pasaran.
“Panen padi belum banyak. Rata-rata di sawah petani, umur padi masih 1 – 1,5 bulan,” jelas Hardiansyah saat dihubungi Murianews.com, Kamis (21/2/2024).
Namun demikian, Bulog sudah menyiapkan dua strategi untuk mengendalikan kenaikan harga beras ini. Pertama, akan digelontorkan bantuan pangan di beberapa wilayah.
Bantuan pangan di eks karisidenan Pati sudah berjalan selama dua hari ini. Secara serentak, di seluruh kabupaten Pati bantuan akan digelontorkan pada 21-22 Februari 2024.
“Totalnya se Karesidenan Pati hampir lima ribu ton beras untuk bantuan pangan alokasi Februari 2024,” ujar Hardiansyah.
Sementara untuk strategi yang ke dua, Bulog akan menggelontorkan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh pasar. Harga Eceran Tertinggi (HET) beras SPHP ini adalah Rp 10.900 per kilogram.
Hardiansyah mengatakan, beras SPHP ini sudah digelontorkan sejak awal tahun ini. Selanjutnya akan digelontorkan sepanjang tahun ini.
“Untuk Karisidenan Pati, hariannya bisa sampai 200 ton sampai 300 ton per harinya. Kita gelontorkan ke semua wilayah kerja kami. Mulai dari Kabupaten Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora,” kata Hardiansyah.
Dengan dua strategi itu diharapkan Bulog bisa mengendalikan harga beras, sambil menunggu masa panen raya. Untuk panen raya sendiri, diprediksi akan terjadi pada Maret 2024 mendatang. Pada saat panen raya itu, Bulog akan menyerap beras dari petani.
“Untuk stok kami, saat ini ada 11 ribu ton dan masih ada tambahan 3 ribu ton di bulan ini,” ujar Hardiansyah.
Untuk itu, Hardiansyah mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik di tengah kenaikan harga beras ini. Pihaknya berharap masyarakat belanja beras sesuai kebutuhan saja. Karena stoknya masih cukup, meskipun belum berlebih karena panen belum banyak.
Diberitakan sebelumnya, harga beras premium di seluruh pasar tradisional di Jepara rata-rata tembus di angka Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram. Di Pasar Jepara II misalnya, harga beras medium dijual seharga Rp 15 ribu dan Rp 16 ribu per kilogram. Sedangkan untuk beras kualitas premium dijual seharga Rp 17 ribu per kilogram.
Editor: Budi Santoso