Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Sebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin mengkhawatirkan. Dalam waktu kurang dari dua bulan, dilaporkan ada delapan warga yang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan dari gigitan nyamuk aedes aegypti itu.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, dr Eko Cahyo Puspeno menyatakan, kasus DBD di Kota Ukir naik signifikan dalam delapan pekan terakhir.

Eko menyebutkan, sejak Januari 2024 jumlah pasien positif DBD sebanyak 49 orang. Sedangkan pasien tersangka atau suspek DBD sebanyak 352 orang.

”Berdasarkan data E-DBD, jumlah pasien DBD yang meninggal dunia ada delapan orang,” kata dr Eko, Kamis (22/2/2024).

Eko mengungkapkan, mayoritas yang diserang DBD adalah anak-anak. Salah satu pasien yang meninggal dunia adalah bocah berusia empat tahun di Kelurahan Panggang, Kecamatan Jepara.

Fogging juga dilakukan di Kelurahan Bapangan, Kecamatan Jepara. Pantauan Murianews.com, fooging dilakukan di RT 1 dan RT 2 RW 3.

Seluruh sisi kompleks tersebut disemprot dengan fogging. Warga pun antusias membantu mengarahkan petugas.

Alasannya, mereka tidak ingin menjadi korban DBD berikutnya. Sebab, selain sudah ada korban jiwa, masih ada empat warga lain yang masih dirawat di rumah sakit karena DBD.

Kenaikan kasus DBD tahun ini sangat pesat. Di tahun 2023 lalu, dalam setahun saja hanya lima orang yang meninggal dunia akibat DBD. Namun di awal tahun 2024 ini, warga yang meninggal dunia sudah delapan orang. Baik itu dewasa maupun anak-anak.

”Yang jelas ada kenaikan yang sangat signifikan,” ujar Eko.

Dari monitoring Eko, di rumah sakit jumlah pasien DBD juga meningkat signifikan. Hunian kamar terus meningkat. Bahkan sudah ada ruangan yang semestinya tidak untuk merawat pasien DBD atau inveksi, namun sudah digunakan untuk pasien DBD.

”Kami juga mengamati di Puskesmas, terutama yang rawat inap. Itu juga sudah penuh,” ungkap Eko.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler