Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Angka kematian demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, bertambah lagi. Jumlah korban meninggal kini bahkan sudah mencapai 17 orang.

Sebelumnya, di akhir Februari lalu, jumlah pasien DBD yang meninggal dunia sudah menyentuh angka 15 orang.

Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Kehesatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, dr Eko Cahyo Puspeno menyebutkan, per hari ini, Senin (4/3/2024) jumlah warga yang meninggal dunia akibat DBD sebanyak 17 orang. Rinciannya, 14 anak-anak dan tiga orang dewasa.

Eko memaparkan, jumlah kasus pada pekan ke-10 ini sebanyak 145 kasus. Lalu jumlah kasus DBD sebanyak 821 kasus. Total sejak pekan pertama, terdapat 983 kasus DBD.

”Jumlah kasus DBD ini tersebar merata di seluruh kecamatan di Bumi Kartini. Namun ada lima kecamatan dengan catatan kasus tertinggi. Yakni Kecamatan Pecangaan dengan total 29 kasus positif, 131 tersangka dan enam meninggal dunia,” katanya kepada Murianews.com.

Kemudian, ada Kecamatan Kedung, dengan jumlah kasus positif 17 kasus, 87 tersangka dan empat meninggal dunia. Lalu Kecamatan Kalinyamatan, terdapat 18 kasus positif dan 61 tersangka.

Berikutnya Kecamatan Mlonggo, terdapat 10 kasus positif DBD, 73 kasus tersangka dan tiga meninggal dunia. Lalu Kecamatan Jepara, terdapat 7 kasus positif, 48 kasus tersangka dan dua meninggal dunia.

Menurut Eko, kasus DBD di Kabupaten Jepara tahun ini peningkatannya sangat cepat dan signifikan. Melihat kasus kematian, dibandingkan dengan sepanjang tahun 2023 hanya jiwa, di sepuluh pekan pertama tahun 2024 ini sudah ada 17 kasus kematian akibat DBD.

Eko menilai, merebaknya nyamuk aedes aegypti ini juga karena adanya fenomena El-Nino. Kondisi panas yang tinggi memudahkan telur-telur nyamuk bisa bertahan lama hingga enam bulan. Sehingga begitu memasuki musim penghujan yang diselingi panas, telur-telur itu menetas bersamaan.

Jika menilik data-data yang dia miliki, Eko memperkirakan tren kasus DBD ini akan segera menurun dan selesai pada bulan ini. Menurutnya, puncak kasus DBD di Jepara sudah terlewati. Yakni pada pekan ke sembilan lalu. Dia melihat, pada pekan ini kasus sudah melandai.

”Kita melihat trennya (melewati puncak kasus, red) begitu. Tapi belum tentu juga. Karena kita melihat masyarakat yang menderita dan dirawat di rumah sakit juga masih banyak. Mudah-mudahan berhenti sampai di sini,” jelas Eko.

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler