Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Kasus DBD di Jepara makin parah. Hingga pekan ke 10 tahun 2024, tingkat kewaspadaan dini rumah sakit (KDRS) sudah menembus 1143 kasus.

Dari jumlah itu, 169 orang positif DBD, 954 orang suspect DBD, dan 20 orang meninggal dunia karena DBD.

Menanggapi itu, Pemkab Jepara pun telah menetapkan status tanggap darurat demam berdarah atau DBD. Tak hanya itu, pemerintah setempat juga mendatangkan alat pendeteksi khusus.

Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengatakan, peningkatan DBD secara signifikan itu menjadi perhatian Gubernur Jateng hingga Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng pun telah memberikan alat pendeteksi khusus bernama Antigen Non-Struktural 1 (NS1) Dengue (Rapid).

Sebagai informasi, rapid tes NS1 Dengue merupakan prosedur pemeriksaan dengan mengambil sampel darah untuk mendeteksi keberadaan protein NS1 yang berperan sebagai antigen virus dengue.

Tes ini bertujuan untuk memastikan diagnosis penyakit DBD serta mengurangi risiko komplikasi atau kondisi fatal yang disebabkan oleh infeksi virus dengue.

”Jumlahnya sementara ini memang terbatas. Tapi nanti saya mau ngirim surat lagi agar ditambah,” kata Edy saat ditemui Murianews.com, di Pendapa RA Kartini Jepara, Kamis (7/3/2024).

Sementara ini, jumlah rapid NS1 di Jepara sebanyak 750 buah. Nantinya alat itu dikirim ke 22 Puskesmas di seluruh wilayah Kota Ukir.

Diharapkan, masyarakat yang terdeteksi bergejala DBD tidak perlu datang ke rumah sakit hanya untuk memastikan positif atau tidaknya gejala tersebut ke DBD. Sebagaimana alat rapid lainnya, rapid NS1 ini hanya bisa digunakan satu kali saja.

Kemampuan kerja rapid NS1 ini berbeda-beda, tergantung masing-masing pasien. Ada pasien yang bisa dirapid, misalnya sudah lima hari demam baru bisa dideteksi. Ada pula yang baru dua hari demam sudah bisa dideteksi.

”Alat ini untuk mendeteksi langsung virus dengue,” jelas Edy.

Edy menyampaikan, kinerja rapid NS1 ini cukup cepat. Hasilnya bisa diketahui hanya dalam waktu antara 10-15 menit.

Terlepas dari itu, Edy mengajak masyarakat untuk rutin melaksanakan gerakan 3M plus. Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, mengubur tempat-tempat penampung air yang tidak berfungsi dan mencegah gigitan serta perkembangbiakan nyamuk. Gerakan ini harus dilakukan secara rutin dan serentak.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler