Penelitian DBD di Jepara Temukan Hal Mengerikan
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 26 Maret 2024 16:13:00
Murianews, Jepara – Tim peneliti dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah rampung meneliti fenomena Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Hasilnya pun sangat mengejutkan.
Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, dr Eko Cahyo Puspeno mengungkapkan, hasil penelitian vektor di Desa Bugel, Kecamatan Kedung dan Desa Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamatan, ditemukan virus dengue pada nyamuk dan jentik.
Selain itu, ditemukan pula varian Serotipe Den 3 yang termasuk serotipe berbahaya. Jika terdapat virus dengue pada jentik, itu artinya terjadi transmisi transovarial.
Eko mengatakan, dugaannya selama ini terbukti. Bahwa memang ada transmisi transovarial. Yang mana berarti di dalam telur nyamuk, yang kemudian nanti menetas menjadi jentik lalu jadi nyamuk dewasa, sudah mengandung virus DBD.
”Berarti, itu tidak perlu menggigit orang DBD, (jentik, red) itu sudah membawa virusnya. Itulah yang berbahaya,” jelas dia.
Kemudian, lanjut dia, untuk hasil penelitian serotipe pada sampel darah di enam rumah sakit, pada tahap satu terkumpul 237 sampel darah pasien DBD. Hasilnya, hampir seluruhnya serotipenya adalah Den 3.
”Ini mengerikan sekali. Makanya banyak terjadi shock. Bahkan meninggal. Jadi ini yang dominan itu serotipe yang ganas,” ujar Eko.
Dengan dua hasil sementara penelitian itu, imbuh Eko, bisa disimpulkan bahayanya luar biasa. Sementara ini, penelitian yang dilakukan tim masih berlanjut untuk mengetahui indikator-indikator lainnya. Salah satunya terkait resistensi nyamuk terhadap fogging.
“Sementara ini fogging tetap kita jalankan seperti sebelumnya untuk membunuh nyamuk dewasa. Jika nanti hasil penelitiannya berbeda dengan kondisi saat ini, bisa jadi nanti kita pakai insektisida lainnya,” kata dia.
Eko menambahkan, kasus DBD hingga pekan ke-13 tahun 2024 ini relatif masih fluktuatif. Pada pekan ke-13, terdapat tambahan 70 pasien suspek dan 4 positif.
Dengan begitu, total dari pekan pertama sampai sekarang, terdapat 1.517 suspek, 234 positif dan 20 meninggal dunia.
”Saat ini masih fluktuatif. Tapi cenderung menurun. Karena musim penghujan belum selesai,” pungkas Eko.
Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Jepara – Tim peneliti dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah rampung meneliti fenomena Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Hasilnya pun sangat mengejutkan.
Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, dr Eko Cahyo Puspeno mengungkapkan, hasil penelitian vektor di Desa Bugel, Kecamatan Kedung dan Desa Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamatan, ditemukan virus dengue pada nyamuk dan jentik.
Selain itu, ditemukan pula varian Serotipe Den 3 yang termasuk serotipe berbahaya. Jika terdapat virus dengue pada jentik, itu artinya terjadi transmisi transovarial.
Eko mengatakan, dugaannya selama ini terbukti. Bahwa memang ada transmisi transovarial. Yang mana berarti di dalam telur nyamuk, yang kemudian nanti menetas menjadi jentik lalu jadi nyamuk dewasa, sudah mengandung virus DBD.
”Berarti, itu tidak perlu menggigit orang DBD, (jentik, red) itu sudah membawa virusnya. Itulah yang berbahaya,” jelas dia.
Kemudian, lanjut dia, untuk hasil penelitian serotipe pada sampel darah di enam rumah sakit, pada tahap satu terkumpul 237 sampel darah pasien DBD. Hasilnya, hampir seluruhnya serotipenya adalah Den 3.
”Ini mengerikan sekali. Makanya banyak terjadi shock. Bahkan meninggal. Jadi ini yang dominan itu serotipe yang ganas,” ujar Eko.
Dengan dua hasil sementara penelitian itu, imbuh Eko, bisa disimpulkan bahayanya luar biasa. Sementara ini, penelitian yang dilakukan tim masih berlanjut untuk mengetahui indikator-indikator lainnya. Salah satunya terkait resistensi nyamuk terhadap fogging.
“Sementara ini fogging tetap kita jalankan seperti sebelumnya untuk membunuh nyamuk dewasa. Jika nanti hasil penelitiannya berbeda dengan kondisi saat ini, bisa jadi nanti kita pakai insektisida lainnya,” kata dia.
Eko menambahkan, kasus DBD hingga pekan ke-13 tahun 2024 ini relatif masih fluktuatif. Pada pekan ke-13, terdapat tambahan 70 pasien suspek dan 4 positif.
Dengan begitu, total dari pekan pertama sampai sekarang, terdapat 1.517 suspek, 234 positif dan 20 meninggal dunia.
”Saat ini masih fluktuatif. Tapi cenderung menurun. Karena musim penghujan belum selesai,” pungkas Eko.
Editor: Zulkifli Fahmi