Sekda Jateng Sebut Angka Stunting Masih 20 Persen
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 22 Juni 2024 12:43:00
Murianews, Jepara – Sekda Jateng (Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah), Sumarno menyebutkan kasus stunting masih di angka 20 persen. Namun demikian, pihaknya masih meragukan data tersebut.
Sumarno menyampaikan, angka 20 persen itu merupakan survei yang diakumulasikan dalam Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Tetapi berdasarkan survei lapangan, Sumarno menyebut angka stunting di Jawa Tengah hanya 10 persen.
“Masak iya setahun kemarin (2023) kita hanya (penurunan stunting) 0,01 persen. Wong kita intevensinya, aktivitasnnya di lapangannya banyak yang kita lakukan.
Makanya kita tunggu (data terbaru) yang kita lakukan secara nasional ini,” kata Sumarno saat hadir di Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Jawa Tengah di Pantai Kartini, Jepara, Sabtu (22/6/2024).
Intervensi stunting secara nasional itu merupakan upaya pengukuran dan penimbangan fisik balita. Nantinya akan terdata secara detail balita-balita yang stunting. Hasil pengukuran dan intervensi serentak sudah sebanyak 1.428.700 balita dari total 2.166.092 balita.
Sumarno mengatakan, intervensi stunting tersebut saat ini masih berjalan. Sampai hari ini sudah ada 70 persen yang input data. Pada akhir Juni nanti pihaknya menargetkan intervensi mencapai 90 persen.
“Sehingga by name by address nya ada. Sehingga kita bisa mengelola (pencegahan stunting) dengan baik,” kata dia.
Setelah itu, lanjut Sumarno, pihak pemerintah akan menjalankan program-program pendampingan dan pencegahan stunting. Seperti memberikan makanan tambahan dan pencukupan gizi bagi galita stunting.
Sementara itu, Deputi Bidang ADPN BKKBN, Suryo Teguh Santoso mengungkapkan, angka stunting secara nasional masih sangat tinggi. Persentasinya masih di angka 21,5 persen atau 1 dari 5 balita tergolong stunting.
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72/2021 tentang penanganan stunting, lanjut Teguh, ditetapkan prevelensi stunting di tahun 2024 ditargetkan hanya menjadi 14 persen.
“Artinya bahwa tahun ini, dibutuhkan kerja keras untuk mencapai target tersebut,” jelas Teguh.
Teguh menambahkan, stunting harus dicegah bersama. Karena itu merupakan masalah serius untuk jangka pendek hingga jangka panjang.
Editor: Budi Santoso
Murianews, Jepara – Sekda Jateng (Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah), Sumarno menyebutkan kasus stunting masih di angka 20 persen. Namun demikian, pihaknya masih meragukan data tersebut.
Sumarno menyampaikan, angka 20 persen itu merupakan survei yang diakumulasikan dalam Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Tetapi berdasarkan survei lapangan, Sumarno menyebut angka stunting di Jawa Tengah hanya 10 persen.
“Masak iya setahun kemarin (2023) kita hanya (penurunan stunting) 0,01 persen. Wong kita intevensinya, aktivitasnnya di lapangannya banyak yang kita lakukan.
Makanya kita tunggu (data terbaru) yang kita lakukan secara nasional ini,” kata Sumarno saat hadir di Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Jawa Tengah di Pantai Kartini, Jepara, Sabtu (22/6/2024).
Intervensi stunting secara nasional itu merupakan upaya pengukuran dan penimbangan fisik balita. Nantinya akan terdata secara detail balita-balita yang stunting. Hasil pengukuran dan intervensi serentak sudah sebanyak 1.428.700 balita dari total 2.166.092 balita.
Sumarno mengatakan, intervensi stunting tersebut saat ini masih berjalan. Sampai hari ini sudah ada 70 persen yang input data. Pada akhir Juni nanti pihaknya menargetkan intervensi mencapai 90 persen.
“Sehingga by name by address nya ada. Sehingga kita bisa mengelola (pencegahan stunting) dengan baik,” kata dia.
Setelah itu, lanjut Sumarno, pihak pemerintah akan menjalankan program-program pendampingan dan pencegahan stunting. Seperti memberikan makanan tambahan dan pencukupan gizi bagi galita stunting.
Sementara itu, Deputi Bidang ADPN BKKBN, Suryo Teguh Santoso mengungkapkan, angka stunting secara nasional masih sangat tinggi. Persentasinya masih di angka 21,5 persen atau 1 dari 5 balita tergolong stunting.
Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72/2021 tentang penanganan stunting, lanjut Teguh, ditetapkan prevelensi stunting di tahun 2024 ditargetkan hanya menjadi 14 persen.
“Artinya bahwa tahun ini, dibutuhkan kerja keras untuk mencapai target tersebut,” jelas Teguh.
Teguh menambahkan, stunting harus dicegah bersama. Karena itu merupakan masalah serius untuk jangka pendek hingga jangka panjang.
Editor: Budi Santoso