Jumat, 28 Maret 2025

Murianews, Jepara – Puluhan pelajar SMP asyik belajar mengukir di Museum RA Kartini Jepara. Ini merupakan upaya untuk mengingatkan generasi muda betapa pentingnya menjaga identitas Kota Ukir.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara Moh Eko Udyyono menyebutkan, kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, Senin - Rabu, 1 - 3 Juli 2024. Kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa agar menguasai seni ukir Jepara.

"Ini sebagai langkah kami agar regenerasi ukir ini tidak mandek begitu saja. Ada pewarisan kepada siswa," ungkap Eko, Senin (1/6/2024).

Menurutnya, saat ini ukir di dunia pendidikan sudah menjadi muatan lokal di SD dan SMP Kabupaten Jepara. Sementara museum akan menjadi sarana edukasi dan fasilitator dalam pelestarian seni ukir.

"Sekaligus kegiatan ini untuk memperkenalkan koleksi seni ukir yang ada di Museum Kartini. Termasuk Macan Kurung dan motif lainnya," kata dia.

Meskipun saat ini ukir juga berkembang di beberapa negara seperti Tiongkok. Namun, ukir Jepara punya model dan kekuatan sendiri. Ini tentu saja harus dijaga dan dikembangkan.

"Pemkab dan pelaku seni ukir ini harus bersama-sama menjaga marwah ukir Jepara agar tidak hilang," katanya.

Dikatakan, seni ukir sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2015. Sedangkan Macan Kurung saat ini menjadi bagian dari seni ukir Jepara yang dinominasikan sebagai WBTB Indonesia tahun 2024. Maka sudah seyogyanya menjadi kewajiban untuk ikut melestarikan seni ukir ini.

"Kami berharap melalui kegiatan ini regenerasi SDM ukir berjalan sebagaimana mestinya. Identitas Jepara sebagai kota ukir tetap lestari," kata dia.

Belajar bersama di museum merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan di Museum R.A Kartini. Program ini sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan DAK Non fisik Museum dan taman Budaya.

Setiap tahun belajar bersama di museum RA Kartini Jepara mengusung tema yang berbeda. Seperti tema anyaman rotan (2023), gerabah mayong (2022) dan batik Jepara (2021).

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler