Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Tujuh belas hari menjelang pendaftaran pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) Jepara, belum ada satupun bakal calon yang mendapatkan rekomendasi partai politik (parpol). Semua bakal calon masih belum jelas nasibnya.

Setidaknya dalam tiga pekan terakhir, konstelasi politik jelang Pilkada Jepara 2024 terkesan ’sunyi senyap’. Itu terlihat dari beberapa bakal calon yang sebelumnya bergerak masif, tiba-tiba mengendurkan injakan ’pedal gasnya’.

Menurut pengamat politik Jepara, Subchan Zuhri (Direktur Publikasi dan Media Lembaga Independen Demokrasi Indonesia-LIDINA), situasi bisa terjadi. Menurutnya, hal itu dikarenakan masing-masing parpol sedang melakukan finalisasi strategi maupun komunikasi sesama parpol guna menggalang koalisi.

Subchan melihat, jika sebelumnya ekskalasi politik di Jepara sempat naik, dengan masifnya para bakal calon menggeber sosialisasi yang bahkan mirip kampanye, itu karena mereka berkepentingan untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Dua unsur itu penting sebagai modal daya tawar untuk membujuk parpol memberikan rekomendasi.

“Sekarang memang (terkesan) sudah landai. Karena memang sudah tidak untuk itu kepentingannya (popularitas dan elektabilitas). Kepentingannya, adalah sekarang lobi-lobi politik tingkat pusat (DPP partai). Untuk mengikat, untuk menentukan koalisi pasangan. Menurut saya bukan landai, tapi memang aktivitas politiknya di pusat,” kata eks Ketua KPU Jepara periode 2018-2023 itu.

Karena aktivitas politik yang sudah terkonsentrasi di pusat itulah, sebagian besar masyarakat tidak bisa mendeteksi. Alhasil, masyarakat Jepara tinggal menunggu hasil dari lobi-lobi politik di tingkat elite DPP masing-masing parpol.

Diketahui, beberapa kabupaten tetangga sudah muncul rekomendasi pasangan calon. Sementara untuk Jepara, belum ada satupun bakal calon yang mendapatkan rekomendasi utuh. Yang ada hanyalah surat tugas.

Menurut Subchan, setiap daerah memiliki karakteristik peta politik yang berbeda. Di sisi lain, komunikasi dan lobi politik di tingkat pusat masih belum tuntas.

Subchan menyatakan, waktu turunnya rekomendasi tidak bisa dipastikan. Berpijak pada konstelasi dan komunikasi yang belum selesai, Subchan memprediksi rekomendasi-rekomendasi pasangan calon akan turun di akhir waktu pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Berkaca pada perjalanan pesta demokrasi di Jepara, Subchan menyimpulkan proses komunikasi politik Pilkada Jepara tidak begitu mulus. Dia menyontohkan, Pilkada Jepara pada 2006 sempat ditunda satu tahun berikutnya. Masalahnya, sampai dengan penutupan pendaftaran di KPU, hanya satu pasangan yang mendapatkan rekomendasi. Di sisi lain, saat itu undang-undang belum membolehkan calon tunggal.

Lalu pada 2012, sampai hari-hari terakhir pendaftaran, ada bakal calon yang baru mendapatkan rekomendasi berpasangan. Begitu juga pada 2017, dari dua pasangan, pasangan Ahmad Marzuqi-Dian Kristiandi terbentuk di hari-hari terakhir, yang kemudian menjadi pemenang.

“Jepara memang dari dulu, tidak sejak awal sudah jelas (rekomendasinya). Itu juga terkait dengan strategi politik dan ketatnya persaingan. Saya memprediksi di tahun ini, juga akan terjadi hal yang sama. Artinya, rekomendasi akan turun pada last minute,” ujar Subchan.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler