Terus Menurun, Angka Stunting di Jepara Masih Segini
Faqih Mansur Hidayat
Kamis, 3 Oktober 2024 16:38:00
Murianews, Jepara – Masalah stunting di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah masih belum tuntas. Meski begitu, pravalensinya terus menurun sejak 2019.
Pada 2019, balita yang mengalami stunting berjumlah 9.254 balita. Kemudian pada 2020 turun menjadi 7.333 balita, dan turun kembali pada 2021, menjadi 7.257 balita.
Selanjutnya, pada 2022 angka balita dengan stunting turun lagi menjadi 7.227 balita. Jumlah itu kembali turun menjadi 5.353 balita pada 2023.
Plt Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara, Suhadi mengatakan, hingga September 2024, dari 83.148 balita di Jepara, 2.926 balita di antaranya berstatus stunting, atau 3,52 persen. Ditargetkan pada akhir 2024 tidak ada lagi kasus stunting di Jepara.
Meski begitu, Suhadi menyebut angka itu sudah cukup baik ketimbang periode-periode sebelumnya. Itu berkat kolaborasi dari berbagai dinas dan instansi.
Penanganan stunting sendiri, Suhadi melanjutkan, dilakukan dari hulu ke hilir, seperti pemberian tablet tambah darah, pemberikan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi pra nikah, mencegah pernikahan dini, hingga intervensi pemberian gizi pada anak yang sudah menderita stunting.
’’Untuk penurunan kasus memang intervensi pemberian makanan bergizi, tapi untuk pencegahan dilakukan dari calon ibu sejak remaja,'’’ kata Suhadi, Kamis (3/10/2024).
Suhadi menjelaskan, program penanganan stunting saat ini dianggarkan lewat Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat senilai Rp 6,29 miliar. Bantuan ini salah satunya digunakan untuk intervensi pemberian gizi pada anak-anak penderita stunting.
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Hadi Sarwoko mengatakan, upaya pencegahan stunting juga dilakukan dinasnya melalui program nikah keren.
Nikah keren merupakan program yang mendorong pernikahan pada usia ideal, yaitu laki-laki minimal 25 tahun dan perempuan minimal 21 tahun.
’’'Kami juga sering menerima permintaan dispensasi nikah. Di sini kami selalu memberikan edukasi dan konseling untuk menghindari pernikahan sebelum waktunya,’’ jelasnya Hadi.
Editor: Zulkifli Fahmi



