Tujuannya untuk bisa berkoordinasi dan berkolaborasi dalam membangun Jepara secara bersama-sama.
”Kita meningkatkan intensitas kita berkomunikasi dan memberikan arahan, intruksi langsung untuk tujuan kemakmuran Jepara yang berkelanjutan,” jelas Wiwit.
Murianews, Jepara – Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Jepara nomor urut 2, Witiarso Utomo – Muhammad Ibnu Hajar (Wiwit-Hajar) mendapatkan pertanyaan dari panelis debat terkait penyelesaian masalah sumber daya manusia (SDM) di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Moderator debat menyebutkan, berdasarkan catatan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), tiga masalah utama SDM birokrasi adalah kompetensi, komitmen dan koordinasi serta kolaborasi.
Bahkan dalam hal kompetensi, baru sekitar 20 persen ASN yang kompetensinya bisa diandalkan.
Menjawab persoalan tersebut Wiwit menyatakan akan bekerja sama dengan berbagai universitas untuk memberikan wawasan atau memberi uji kompetensi.
”Sehingga dengan menguji kompetensi, kita bisa memajukan dan meningkatkan SDM ASN kita,” kata Wiwit.
Untuk masalah komitmen, Wiwit akan menerapkan konsep reward dan punishment. Reward diberikan ketika ASN terbukti bekerja dengan baik dan akan diberikan apresiasi.
Sedangkan punishment akan berlaku jika ASN bekerja kurang maksimal.
”Maka kita akan bimbing untuk mendapatkan pelatihan yang lebih baik,” jelas dia.
Terkait dengan kolaborasi dan koordinasi, Wiwit akan memimpin langsung birokrasi dari tingkat kabupaten hingga desa. Salah satunya dengan program ngantor di desa-desa.
Tujuannya untuk bisa berkoordinasi dan berkolaborasi dalam membangun Jepara secara bersama-sama.
”Kita meningkatkan intensitas kita berkomunikasi dan memberikan arahan, intruksi langsung untuk tujuan kemakmuran Jepara yang berkelanjutan,” jelas Wiwit.
Editor: Supriyadi