Hingga 12 November 2024, pasokan air bersih terakhir mencapai 62 ribu liter ke desa-desa seperti Kedungmalang (Kecamatan Kedung), Plajan (Pakisaji), Tengguli dan Srikandang (Bangsri), serta Gelang, Kunir, dan Watuaji (Keling).
”Memang di awal musim hujan, masih ada beberapa sumber air yang kering. Namun, semua sudah teratasi. Kami berharap tahun depan mitigasi bisa lebih baik sehingga dampaknya semakin berkurang,” tambah Edy.
Murianews, Jepara – Memasuki musim hujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, Jawa Tengah, mulai bersiap mengantisipasi potensi bencana alam yang mungkin terjadi.
Langkah-langkah mitigasi telah dirancang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara dengan membagi tugas ke dalam enam klaster utama.
Kepala BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto mengatakan, enam klaster tersebut meliputi pencarian dan pertolongan, pengungsian dan perlindungan, logistik, kesehatan, pendidikan, serta pemulihan.
”Perangkat daerah dan sumber daya pendukung sudah ditentukan pembagian tugasnya, siapa bertanggung jawab atas apa,” kata Arwin, Selasa (12/11/2024).
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Iklim Jawa Tengah, seluruh wilayah Jepara kini telah memasuki musim hujan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara, Edy Sujatmiko mengatakan, kawasan lereng Muria lebih dulu diguyur hujan pada awal Oktober, disusul Karimunjawa pada akhir Oktober.
Wilayah barat dan selatan mulai mengalami hujan di awal November, sementara wilayah utara baru memasuki musim hujan pada pertengahan November.
”Hujan yang mulai turun ini juga menandai berakhirnya kekeringan di sejumlah wilayah. Sampai saat ini, tidak ada permintaan bantuan air bersih dari desa-desa di Kecamatan Kembang, Mlonggo, dan Kalinyamatan,” ujar Edy.
Selama musim kemarau, BPBD telah memasok lebih dari 12 juta liter air bersih ke 20 desa di 13 kecamatan yang mengalami kekeringan.
Hingga 12 November 2024, pasokan air bersih terakhir mencapai 62 ribu liter ke desa-desa seperti Kedungmalang (Kecamatan Kedung), Plajan (Pakisaji), Tengguli dan Srikandang (Bangsri), serta Gelang, Kunir, dan Watuaji (Keling).
”Memang di awal musim hujan, masih ada beberapa sumber air yang kering. Namun, semua sudah teratasi. Kami berharap tahun depan mitigasi bisa lebih baik sehingga dampaknya semakin berkurang,” tambah Edy.
Editor: Cholis Anwar