Kalaupun terpaksa dilakukan, maka hasilnya tidak berkualitas. Atau bisa saja mudah mengelupas.
Parjo menyadari bahwa lubang di ruas tersebut semakin banyak. Itu karena kondisi jalan yang sudah tak berkualitas, struktur tanah yang kurang baik, limpasan air dari permukiman, ditambah dengan banyaknya kendaraan bertonase berat yang melintas.
”(Dalam penambalan) Ini kami gunakan skala prioritas. Kami survei semua ruas. Lubangnya memang banyak. Misalnya pekan lalu kami cek di Desa Suwawal dekat pabrik mebel Kota Jati itu kerusakannya tidak parah. Pekan ini kami cek lagi, kondisinya sudah rusak parah. Tetapi kami upayakan mempercepat penambalan. Namun tetap memperhatikan cuaca,” pungkas Parjo.
Murianews, Jepara – Kerusakan jalan Jepara-Kelet mulai diperbaiki Pemkab Jepara. Hanya saja perbaikan tersebut dilakukan dengan cara ditambal.
Pantauan Murianews.com, penambalan jalan dilakukan di sejumlah titik. Antara lain di sepanjang jalan Jepara-Bangsri. Penambalan dilakukan pada lubang-lubang besar yang menganga. Sedangkan lubang-lubang kecil belum ditambal.
Lubang jalan memang masih banyak yang menganga besar. Di beberapa titik di Desa Suwawal misalnya, warga terlihat menguruk lubang-lubang dengan material seadanya.
Sub Koordinator Jalan dan Jembatan Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pati, Parjo, mengatakan bahwa pihaknya kini memprioritaskan jalan provinsi yang ada di Kabupaten Jepara. Dibanding kabupaten lain, Kota Ukir mengalami kerusakan paling parah.
”Kerusakannya parah. Jadi sementara ini skala prioritas kami memelihara jalan di Jepara,” ujar Parjo, Selasa (24/12/2024).
Parjo mengakui tahun ini tidak ada anggaran perbaikan jalan di ruas Jepara-Kelet. Yang ada hanyalah anggaran pemeliharaan rutin. Itu pun dipakai untuk seluruh wilayah jalan provinsi di eks Karisidenan Pati.
Dalam pemeliharaan jalan tersebut, pihaknya menambal titik-titik yang mengalami kerusakan terparah. Terutama di wilayah Kelet, Mlonggo dan Mayong.
”Kami mulai menambal dari Kelet, lalu ke Mlonggo. Dan sekarang fokus di Mayong,” sebut Parjo.
Terkendala cuaca...
Parjo mengakui, penambalan jalan terkendala cuaca. Jika curah hujan masih tinggi, otomatis penambalan sulit dilakukan.
Kalaupun terpaksa dilakukan, maka hasilnya tidak berkualitas. Atau bisa saja mudah mengelupas.
Parjo menyadari bahwa lubang di ruas tersebut semakin banyak. Itu karena kondisi jalan yang sudah tak berkualitas, struktur tanah yang kurang baik, limpasan air dari permukiman, ditambah dengan banyaknya kendaraan bertonase berat yang melintas.
”(Dalam penambalan) Ini kami gunakan skala prioritas. Kami survei semua ruas. Lubangnya memang banyak. Misalnya pekan lalu kami cek di Desa Suwawal dekat pabrik mebel Kota Jati itu kerusakannya tidak parah. Pekan ini kami cek lagi, kondisinya sudah rusak parah. Tetapi kami upayakan mempercepat penambalan. Namun tetap memperhatikan cuaca,” pungkas Parjo.
Editor: Supriyadi