Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jepara – Daging rajungan asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah kini naik kelas. Betapa tidak, kini hasil tangkapan nelayan tradisional itu bisa diekspor ke Amerika Serikat.

Di pesisir Kota Ukir, rajungan memang melimpah. Biasanya, rajungan tangkapan nelayan tradisional hanya dijual di pasar lokal.

Namun setelah ada tempat pengolahan pasca panen di Desa Platar, Kecamatan Tahunan, rajungan Jepara naik kelas. Di tempat yang didirikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikatan (KKP) itu, rajungan diolah menjadi daging siap ekspor.

”Ini satu-satunya di Indonesia. Mini plant ini diinisiasi sejak Maret 2024 lalu. Alhamdulillah berhasil,” kata Direktur Pengolahan pada Direktorat Jenderal Penguatan Daya Produk Kelautan dan Perikanan, Widya Rusyanto, Selasa (24/12/2024).

Sebelumnya, kata dia, para nelayan rajungan di Jepara tidak melakukan pengolahan. Mereka hanya menjual ke tengkulak dengan harga sekitar Rp 53 ribu per kilogram.

”Namun setelah diolah di sini, harganya menjadi sekitar Rp 170 ribu per kilogram,” sebut Widya.

Pantauan Murianews.com, rajungan-rajungan lokal Jepara itu diolah di ruang tertutup dan steril pada suhu tertentu. Tiga belas pekerja perempuan lokal terlihat mengupas rajungan yang masih segar.

Mereka mengambil daging yang terbungkus cangkang. Daging itu kemudian ditata dalam kemasan siap jual. Dalam sehari, mereka bisa mengupas kurang lebih 100 kuintal rajungan.

Ekspor hingga Eropa...

Widya menyebutkan, hampir sembilan puluh persen pasar daging rajungan adalah Amerika Serikat. Sedangkan untuk daging rajungan beku, pasarnya berada di Eropa.

”Semua daging rajungan dari Jepara diekspor ke Amerika Serikat,” kata dia.

Untuk sementara ini, para nelayan rajungan belum bisa mengekspor sendiri. Sejauh ini daging rajungan yang sudah diolah dikirimkan ke sebuah perusahaan.

Terlepas dari itu, Widya sangat berharap pengolahan rajungan ini bisa menjadi lebih besar. Sehingga nilai ekonomisnya bagi nelayan bisa bertambah. Selain itu juga bisa menyerap tenaga kerja dari warga lokal.

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler