Bisa Ekspor ke Amerika Serikat, Nelayan Rajungan Jepara Punya Harapan
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 24 Desember 2024 17:49:00
Murianews, Jepara – Para nelayan Rajungan Jepara (Nelayan tradisional penangkap rajungan di Kabupaten Jepara), Jawa Tengah, kini punya harapan baru. Pasalnya, hasil tangkapannya saat ini bisa diekspor ke Amerika Serikat.
Sejak Maret 2024 lalu, lewat sarana pengolahan pasca panen yang didirikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Desa Platar, Kecamatan Tahunan itu, rajungan hasil tangkapan nelayan diolah dan diambil dagingnya.
Dengan sistem modern, daging rajungan bisa masuk ke sebuah perusahaan setempat yang kemudian diekspor ke Amerika Serikat. Sebuah perkembangan baru bagi mereka para nelayan rajungan Jepara.
Ketua Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara (Forkom Nelangsa) Jepara, Mustain menilai bahwa sarana pengolahan pasca panen itu sangat bermanfaat bagi para nelayan.
Mustain mengungkapkan, sebelum adanya sarana pengolahan tersebut, para nelayan rajungan Jepara sulit mendapatkan hasil memuaskan.
Rajungan hasil tangkapan mereka hanya bisa dijual utuh kepada tengkulak dengan harga rendah. Biasanya, rajungan dengan ukuran besar dijual kepada tengkulak paling mahal Rp 70 ribu per kilogram.
“Belum lagi selama ini soal utang piutang dengan tengkulak. Utang piutang pun tidak terselesaikan. Akhirnya penghasilan kami tidak seberapa,” ungkap dia, Selasa (24/12/2024).
Setelah diolah...
Namun setelah diolah, harga daging rajungan bisa tembus hingga Rp 170 ribu per kilogram. Lewat sebuah perusahaan yang saat ini ada, daging rajungan itu diekspor ke Amerika Serikat.
Untuk sementara ini, tercatat ada sekitar 170 perahu nelayan rajungan Jepara yang terdaftar dalam program ini. Sayangnya, saat ini sarana pengolahan tersebut belum bisa menampung semua hasil tangkapan mereka.
“Tetapi harapan kami ini bisa menjadi lebih besar. Sehingga seluruh tangkapan nelayan bisa tertampung. Supaya para nelayan bisa sama-sama sejahtera,” harap dia.
Mustain dan para nelayan rajungan Jepara lainnya berusaha tak tergiur dengan harga mahal tersebut. Mereka tetap berkomitmen untuk menjaga kelestarian rajungan di perairan Jepara.
Caranya dengan membuat karantina mandiri. Setiap kali nelayan tak sengaja menangkap rajungan bertelur, maka akan ditempatkan di wadah khusus dan diberi makan.
Dalam waktu tiga sampai tujuh hari, telur akan lepas dari indukan dan langsung menyebar ke laut.
“Ini salah satu upaya kami untuk tetap menjaga kelestarian rajungan. Sehingga sampai kapanpun, meskipun setiap hari kami tangkap, masih tetap ada pembibitannya secara alami,” imbuh dia.
Editor: Budi Santoso



