Kunduran Truk Pengangkut Batu, Dua Kaki Guru Jepara Diamputasi
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 21 Januari 2025 15:36:00
Murianews, Jepara – Nasib nahas menimpa Amini (58), guru SDN 1 Banyumanis, Kecamatan Donorjo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng). Dua kakinya terpaksa harus diamputasi setelah kunduran truk dump pengangkut batu.
Peristiwa itu sudah terjadi pada Rabu (8/1/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Kasatlantas Polres Jepara, AKP Dionisius Yudi C menyebutkan, peristiwa nahas itu terjadi di sekitar Gilingan Batu Ning Sri, Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo.
AKP Dion menerangkan, semula truk dump bernomor Polisi K 1886 CA yang dikemudikan Suroso (59), warga Desa Tulakan melaju dari arah utara ke selatan (Jalan Benteng Portugis) dengan kecepatan sedang.
Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), Suroso mengurangi gigi porseneling. Namun kendaraan mengalami blong. Sehingga truk mundur.
“Pada saat bersamaan, korban berada di belakang truk sedang mengendarai sepeda motor. Sehingga terjadilah kecelakaan,” terang Dion kepada Murianews.com, Selasa (21/1/2025).
Akibat kecelakaan itu, guru Jepara asal Desa Klepu, Kecamatan Keling itu mengalami luka parah. Kaki kanannya patah. Sedangkan kaki kirinya juga tak luput dari luka parah.
Terpisah, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jepara, Darono Ardi Widodo bersama jajarannya menyatakan telah membesuk Amini. Guru Jepara ini masih dirawat di RSUD Dr Moewardi, Solo.
“Waktu kami jenguk, Alhamdulillah kondisinya sudah membaik,” kata Darono.
Harus diamputasi...
Darono mengungkapkan, akibat luka parah itu, kedua kaki Amini harus diamputasi. Kaki bawah lutut dan atas lutut. Hal ini menimbulkan kesedihan yang luar biasa bagi guru Jepara itu.
Darono menyebutkan, Amini merupakan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yang berdinas di SDN 1 Banyumanis. Dalam dua tahun mendatang Amini sudah akan pensiun.
Kedepan, Darono akan berkooordinasi dengan pemerintah daerah untuk bisa memberikan keringanan pekerjaan bagi Amini. Darono akan mengupayakan agar Amini bisa mengajar di sekolah yang dekat dengan rumahnya. Itu pun kalau kondisinya sudah pulih betul.
“Kalau bisa, kalau sudah sembuh, bisa dipindah dekat rumah. Kita upayakan agar dapat kemudahan,” ujar Darono.
Editor: Budi Santoso



