Senin, 10 Februari 2025

Murianews, Jepara – Seratusan warga yang mengaku dari kelompok Masyarakat Peduli Jepara, Jawa Tengah, menggelar demonstrasi menolak penerapan UMSK di depan Kantor Bupati Jepara, Kamis (23/1/2025).

Dari seratusan peserta aksi demo tandingan itu, teryata ada yang tak paham dengan maksud aksi demo tersebut. Mereka mengaku hanya ikut-ikutan dengan sejumlah janji kompensasi.

Warga yang ikut demo UMSK itu tak membawa banyak spanduk maupun poster layaknya demonstrasi pada umumnya. Hanya ada dua spanduk berukuran sedang yang terpasang di mobil komando.

Tulisannya ‘Masyarakat Peduli Jepara Menolak Apapun Yang Menghambat Investasi’. Serta ‘Masyarakat Jepara Menuntut Pemerintah Agar Bersifat Adil dan Tidak Membela/Memperjuangkan 1 Golongan Saja’.

Sebagian demonstrsan yang datang terlihat sudah berusia tua bahkan ada yang lansia. Beberapa ibu-ibu juga terlihat ada yang membawa serta anaknya yang masih kecil dalam aksi demo tandingan terkait UMSK ini.

Salah satu peserta demo asal Desa Jatisari, Kecamatan Mayong, yang tak mau disebutkan namanya, mengaku sama sekali tak paham dengan maksud dan tujuan demo tersebut. Dirinya mengaku hanya diajak seseorang untuk ikut tanpa diberi arahan lebih dulu.

“Aku mung diajak demo. Ora reti karepe. Angger melu. (Saya hanya diajak demo. Tidak paham maksudnya. Asal ikut),” ucap lelaki tua yang biasanya bekerja sebagai buruh di ladang tebu itu kepada Murianews.com.

Dijanjikan Rp 100 ribu...%NEW_PAGE

Bersama puluhan tetangganya, lelaki ini mengaku diangkut dengan truk ke lokasi demo. Oleh seseorang yang mengkoordinir massa, dirinya mengaku dijanjikan akan diberi uang Rp 100 ribu.

“Jarene arep diwenehi sangu satus ewu. Tapi iki durung diwenehi (Katanya mau diberi uang saku Rp 100 ribu. Tapi ini belum diberi),” ungkapnya.

Hal yang sama juga diakui demonstran lain asal Desa Banyuputih, Kecamatan Kalinyamatan. Dirinya mengaku merasa salah paham dengan tujuan demo UMSK ini.

Oleh seorang yang mengajaknya, lelaki berusia 71 tahun itu diberitahu bahwa demo tersebut bertujuan untuk mendesak pemerintah agar menaikkan upah buruh. Lelaki yang sehari-hari bekerja serabutan itu bahkan tak tahu soal UMSK.

“Apa iku UMSK? Ora mudeng. Mau ora ana omongan kui. Ngomonge demo ben gaji buruh mundak. (Apa itu UMSK? Tidak paham. Tadi tidak ada omongan tentang itu. Katanya demo agar gaji buruh naik),” ungkap dia.

Menurutnya, justru sudah semestinya gaji buruh naik dan layak. Karena saat ini kebutuhan semakin meningkat dan harga-harga meningkat.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler