Ismono, salah satu nelayan setempat mengatakan, semula perahu-perahu itu dipancang di Sungai Ngelo. Lokasinya tak jauh dari kawasan PLTU Tanjung Jati.
Namun sekitar pukul 03.30 WIB dini hari tadi, Rabu (29/1/2025), tiba-tiba datang banjir besar. Warga tak sempat menyelamatkan perahu-perahu itu.
”Banjir datang jam-jam segitu, warga sedang tidur. Apalagi hujan lebat sekali. Banjir besar sekali,” kata Ismono kepada Murianews.com.
Ismono menyebut ada warga yang sempat melihat saat tali perahu putus. Namun warga tak bisa berbuat banyak karena banjir yang datang cukup besar.
Akibat kejadian itu, ada tiga perahu yang hanyut sampai ke laut. Satu perahu hilang tanpa jejak, satu perahu masih terlihat serpihan-serpihannya, serta satu perahu terlihat terjebak di batu karang.
”Ada yang masih terlihat. Tapi kemungkinan tidak bisa diambil,” kata Ismono.
Murianews, Jepara – Belasan perahu nelayan di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah rusak dan hilang. Penyebabnya, kapal diterjang banjir.
Ismono, salah satu nelayan setempat mengatakan, semula perahu-perahu itu dipancang di Sungai Ngelo. Lokasinya tak jauh dari kawasan PLTU Tanjung Jati.
Namun sekitar pukul 03.30 WIB dini hari tadi, Rabu (29/1/2025), tiba-tiba datang banjir besar. Warga tak sempat menyelamatkan perahu-perahu itu.
”Banjir datang jam-jam segitu, warga sedang tidur. Apalagi hujan lebat sekali. Banjir besar sekali,” kata Ismono kepada Murianews.com.
Ismono menyebut ada warga yang sempat melihat saat tali perahu putus. Namun warga tak bisa berbuat banyak karena banjir yang datang cukup besar.
Akibat kejadian itu, ada tiga perahu yang hanyut sampai ke laut. Satu perahu hilang tanpa jejak, satu perahu masih terlihat serpihan-serpihannya, serta satu perahu terlihat terjebak di batu karang.
”Ada yang masih terlihat. Tapi kemungkinan tidak bisa diambil,” kata Ismono.
Arus Banjir...
Sementara itu, empat perahu lainnya kini dalam kondisi tenggelam di sungai dengan posisi masih terikat tali. Papan dan jaring hilang.
Sedangkan lima perahu lainnya masih berada di sungai dalam kondisi rusak parah. Perahu pecah dan kocar kacir.
”Beruntung perahu saya masih aman,” kata dia.
Untuk sementara waktu, lanjut Ismono, pemilik perahu masih belum bisa berbuat banyak. Sebab arus sungai masih cukup deras. Harapannya, jika arus sudah landai, nelayan akan mengambil sisa-sisa dari perahu mereka.
”Mungkin nanti ambil yang masih bisa diambil. Mungkin jaringnya, mesinnya atau apapun yang masih bisa dimanfaatkan,” imbuh Ismono.
Editor: Zulkifli Fahmi