Sub Koordinator Jalan dan Jembatan Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pati Parjo menyebutkan, pada masa transisi tahun ini, pihaknya hanya mendapatkan jatah anggaran berupa 90 ton hotmix. Namun, anggaran itu sudah diterapkan di lapangan.
”Benar, sudah habis. Karena sudah diterapkan di lapangan. Pemeliharaan dilakukan terus menerus,” kata Parjo saat ditemui Murianews.com di gedung DPRD Kabupaten Jepara, Jumat (7/2/2025).
Hal itu penting dilakukan agar air yang mengalir dari permukiman warga bisa mengalir ke saluran dan tidak melimpas atau mengalir ke badan jalan.
”Karena kerusakan jalan itu, di samping faktor beban (kendaraan tonase tinggi), adalah faktor air, air dan air,” jelas Parjo.
Parjo menyebut, pengerjaan normalisasi itu dilakukan di sejumlah titik secara serentak. Antara lain, di wilayah Desa Suwawal dan Sekuro Kecamatan Mlonggo, serta di Desa Kelet, Kecamatan Keling.
Soal drainase, Parjo menyebut masih ada sebagian wilayah yang tidak terdapat saluran airnya. Untuk itu, yang sementara ini bisa dilakukan adalah membuat saluran tanah.
Murianews, Jepara – Jalan provinsi ruas Jepara-Kelet masih belum mulus hingga saat ini. Ironisnya, anggaran pemeliharaan rutin di ruas jalan itu justru sudah ludes.
Sub Koordinator Jalan dan Jembatan Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pati Parjo menyebutkan, pada masa transisi tahun ini, pihaknya hanya mendapatkan jatah anggaran berupa 90 ton hotmix. Namun, anggaran itu sudah diterapkan di lapangan.
”Benar, sudah habis. Karena sudah diterapkan di lapangan. Pemeliharaan dilakukan terus menerus,” kata Parjo saat ditemui Murianews.com di gedung DPRD Kabupaten Jepara, Jumat (7/2/2025).
Dikarenakan saat ini cuaca masih ekstrem, lanjut Parjo, pemeliharaan berupa penambalan jalan sulit dilakukan. Sehingga, yang bisa dilakukan adalah normalisasi bahu jalan dan saluran.
Hal itu penting dilakukan agar air yang mengalir dari permukiman warga bisa mengalir ke saluran dan tidak melimpas atau mengalir ke badan jalan.
”Karena kerusakan jalan itu, di samping faktor beban (kendaraan tonase tinggi), adalah faktor air, air dan air,” jelas Parjo.
Parjo menyebut, pengerjaan normalisasi itu dilakukan di sejumlah titik secara serentak. Antara lain, di wilayah Desa Suwawal dan Sekuro Kecamatan Mlonggo, serta di Desa Kelet, Kecamatan Keling.
Soal drainase, Parjo menyebut masih ada sebagian wilayah yang tidak terdapat saluran airnya. Untuk itu, yang sementara ini bisa dilakukan adalah membuat saluran tanah.
Karena Cuaca Ekstrem...
”Kita upayakan semaksimal mungkin (dengan anggaran yang terbatas), dengan tenaga kita dengan alat kita melakukan itu. Kita berupaya bagaimana agar air di badan jalan bisa keluar sesegera mungkin,” ucap Parjo.
Sebelumnya, lubang-lubang jalan Jepara-Kelet sebenarnya sudah ditambal. Namun karena cuaca ekstrem, jelas Parjo, tambalan tersebut sudah ada yang mengelupas.
Terlepas dari itu, perbaikan jalan Jepara-Kelet kini hanya mengandalkan rencana peningkatan jalan. Dengan anggaran Rp 5 miliar, akan dilakukan peningkatan jalan dengan kontruksi rigit atau beton dan sedikit aspal.
Rencananya, tahun ini akan dilakukan betonisasi di 600 meter jalan Jepara-Kelet. Tepatnya di kilometer 76+300 sampai 76+900. Tepatnya di Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo.
Editor: Dani Agus